SemutAspal

Sejarah Google Chrome Lengkap dari Awal Terciptanya

Sejarah Google Chrome hingga kini
Sejarah Google Chrome hingga kini

Google Chrome merupakan sebuah aplikasi penjelajah web yang dapat digunakan di berbagai platform, yang awalnya diperkenalkan oleh Google pada 2008.

Browser ini awalnya dikembangkan menggunakan komponen perangkat lunak yang bersifat open source dari Apple WebKit serta Mozilla Firefox untuk versi Windows.

Kemudian, Chrome dikembangkan untuk beroperasi di berbagai sistem operasi, termasuk Linux, iOS, Android, dan macOS, hingga menjadi browser default di banyak dari platform ini. Selain itu, Chrome OS juga menggunakan Chrome sebagai komponen inti, yang berguna untuk platform menjalankan aplikasi web.

Mayoritas kode Google Chrome bersumber dari proyek sumber terbuka dan gratis milik Google yang disebut Chromium, tapi Chrome sendiri memiliki lisensi sebagai perangkat lunak berbayar berjenis propietary.

Meskipun WebKit awalnya dipakai sebagai mesin rendering, Google akhirnya mengembangkan mesin Blink sebagai hasil fork dari WebKit. Saat ini, hampir semua versi Chrome, kecuali versi iOS, menggunakan mesin Blink.

Pada bulan Maret 2021, StatCounter menyatakan bahwa Chrome mendominasi pasar browser global dengan pangsa sekitar 66% di komputer pribadi (PC), meskipun sebelumnya pernah mencapai pangsa tertinggi sebesar 72,38% saat bulan November 2018.

Chrome juga dominan di seluler, dan telah menyusul Safari pada segmen perangkat tablet. Dengan menggabungkan pangsa pasar pada semua platform, Chrome mencapai paling tidak 63,59%.

Karena prestasinya yang luar biasa ini, Google memperluas penggunaan merek “Chrome” untuk mencakup produk-produk lainnya misalnya Chrome OS, Chromebook, Chromecast, Chromebox, Chromebase, dan Chromebit.

Sejarah Google Chrome

Pada masa itu, CEO Google, Eric Schmidt, awalnya menolak ide untuk mengembangkan sebuah browser selama 6 tahun karena Google ketika itu masih merupakan perusahaan kecil, serta dia ingin menghindari terlibat dalam persaingan sengit di pasar browser web.

Namun, perubahan sikap terjadi ketika Larry Page dan Sergey Brin memutuskan untuk menyewa sejumlah pengembang dari Mozilla Firefox lalu memperlihatkan demonstrasi Chrome kepada Schmidt.

Melihat kualitas produk tersebut, Schmidt mengakui bahwa Chrome begitu bagus sehingga memaksa dia untuk mengubah pendiriannya. Pada bulan September 2004, muncul rumor bahwa Google sedang mengembangkan browser web pertamanya.

Ketika itu, surat kabar dan media online Amerika Serikat melaporkan bahwa Google telah merekrut sejumlah mantan pengembang situs dari Microsoft.

Rumor ini muncul tak lama pasca Mozilla Firefox 1.0 dirilis dan menjadi sangat populer, merebut pangsa pasar Internet Explorer. Sejarah pengembangan Google Chrome kemudian dimulai tahun 2006 dan diprakarsai Sundar Pichai yang kini menjabat CEO Google.

Penemu Google Chrome
Penemu Google (Ehud Kenan, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Pengumuman

Pada tanggal 3 September 2008, rencananya adalah melakukan peluncuran awal, dan Scott McCloud mengirim komiknya kepada para blogger dan jurnalis.

Komik ini akan digunakan untuk memberikan penjelasan mendalam mengenai berbagai fitur yang ada dalam peramban web baru tersebut. Sejarah Google Chrome dimulai dari sini.

Salinan untuk wilayah Eropa dikirimkan lebih awal. Lalu, seorang blogger asal Jerman bernama Philipp Lenssen (Google Blogoscoped) mengunggah hasil scan komik berisi 38 halaman ke situsnya pada 1 September 2008 setelah menerimanya.

Setelahnya, Google menyediakan komik itu pada Google Books, dan mengumumkan di blog resminya bersama dengan penjelasan rilis awal. Aplikasi itu dinamai “Chrome” karena dikaitkan dengan mobil serta kecepatan.

Perilisan Publik

Peramban ini awalnya diperkenalkan pada tahun 2008 untuk Microsoft Windows XP. Awalnya, peramban ini dirilis dalam versi beta yang mendukung 43 bahasa, dan kemudian diluncurkan secara resmi dan stabil pada tanggal 11 Desember 2008.

Ketika itu, berita dari CNET menyoroti sebuah pernyataan dalam Persyaratan Layanan versi beta yang terlihat memberikan Google hak lisensi atas konten yang ditayangkan pada Chrome.

Bagian itu sebenarnya merupakan bagian Persyaratan Layanan umum Google, dan dalam menanggapi kritik tersebut, Google dengan cepat mengklarifikasi bahwa bahasa tersebut telah diambil dari produk lainnya. Selanjutnya, Google segera menghapus bagian tersebut.

Chrome dengan cepat mencapai pangsa pengguna sekitar 1%, tetapi setelahnya, pangsa penggunaannya turun hingga mencapai 0,69% pada Oktober 2008. Lalu, terjadi peningkatan dan pada Desember 2008, Google Chrome kembali melebihi angka 1%.

Januari 2009, laporan dari CNET mengungkapkan bahwa Google berencana merilis Google Chrome untuk Linux dan OS X dalam paruh pertama 2009.

Pratinjau pengembangan Chrome untuk OS X dan Linux secara resmi diumumkan tanggal 4 Juni 2009. Posting blog yang menyertainya menjelaskan bahwa pratinjau ini sengaja disederhanakan dan dirilis untuk mendapatkan masukan awal dari pengguna daripada digunakan secara umum.

Pada Desember 2009, Google akhirnya merilis versi beta Chrome untuk Linux dan OS X. Google Chrome 5.0, yang dirilis 25 Mei 2010, adalah rilis stabil pertama yang mendukung ketiga sistem operasi tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa pada tahun 2010, Chrome menjadi salah satu dari 12 browser yang ditawarkan kepada pengguna Windows di EEA melalui BrowserChoice.eu.

Pengembangan

Chrome disusun dari gabungan sekitar 25 pustaka kode yang berbeda, termasuk kontribusi dari Google serta pihak ketiga misalnya SQLite, Network Security Services, Mozilla Netscape Portable Runtime, NPAPI, Skia Graphics Engine, dan beberapa proyek sumber terbuka lainnya.

Satu elemen kunci dalam perancangan Chrome adalah mesin virtual JavaScript yang dikenal sebagai V8. V8 dianggap sangat penting, hingga tingkat yang memerlukan pemisahan proyek. Tim yang dipimpin Lars Bak di Kota Aarhus, Denmark, bertanggung jawab atas pengembangan V8 ini.

Google mengklaim bahwa implementasi saat itu dirancang untuk aplikasi yang relatif sederhana, yang kinerja sistem dan responsivitasnya bukanlah aspek yang sangat krusial.

Namun, situs web Gmail, sebagai contoh, sangat bergantung pada kemampuan peramban dalam memanipulasi DOM (Document Object Model) dan menjalankan JavaScript dengan cepat, sehingga akan mendapatkan manfaat signifikan dari penggunaan JavaScript yang lebih performa tinggi.

Pada awalnya, Chrome menggunakan mesin rendering WebKit guna merender halaman web. Namun, pada 2013, mereka memutuskan untuk mengembangkan komponen WebCore mereka sendiri agar dapat memiliki mesin tata letak yang independen yang mereka sebut sebagai Blink.

Dalam pengembangan Blink, Chrome mempertahankan komponen “WebCore” dari WebKit sebagai bagian inti mesin mereka, tetapi mereka melakukan penggantian komponen lainnya, seperti arsitektur multi-proses yang mereka bangun sendiri.

Untuk memastikan kualitas Chrome, mereka melakukan berbagai jenis pengujian secara internal, termasuk pengujian otomatis untuk aksi pengguna dengan skrip, pengujian unit, pengujian fuzzing, dan juga pengujian tata letak, bersama dengan pengujian situs yang umumnya diakses pengguna Google.

Sejarah Google Chrome Sekarang

Chrome kini telah berkembang sangat jauh dengan tidak hanya memuat halaman yang menggunakan teknologi web seperti HTML, javascript, dan CSS saja.

Terdapat berbagai add-on yang bisa kamu dapatkan melalui Chrome Web Store yang khusus menampilkan alat-alat yang kompatibel untuk Google Chrome.

Tentang Google Chrome

Itulah sedikit sejarah Google Chrome yang kini telah digunakan oleh kebanyakan individu. Pertumbuhan Google Chrome sebagai web browser terkemuka butuh waktu yang tidak singkat. Jika kamu percaya browser ini, jangan lupa aktifkan pembaruan secara otomatis.

Semoga informasi tentang sejarah Google Chrome yang saya bagikan sekarang ini bisa berguna.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah. Pada tahun 2019, dia menyelesaikan program studi D-3 Manajemen Informatika.
Logo SemutAspal