Nama | Timor Leste |
---|---|
Nama resmi | Repúblika Demokrátika Timór-Leste (Tetun) |
República Democrática de Timor-Leste (Portugis) | |
Ibu kota | Dili |
Semboyan | Unidade, Acção e Progresso |
Portugis: "Persatuan, Tindakan, dan Kemajuan" | |
Lagu kebangsaan | Pátria |
Bentuk Pemerintahan | Republik |
Sistem Pemerintahan | Republik semi-presidensial |
Kemerdekaan | Dideklarasikan: 28 November 1975 |
Dipulihkan: 20 Mei 2002 | |
Kepala Negara | Presiden |
Kepala Pemerintahan | Perdana Menteri |
Badan Legislatif | Parlamento Nacional |
Bahasa Nasional | Tetun dan Portugis |
Agama | Katolik |
Protestan | |
Islam | |
Buddha | |
Hindu | |
Aliran kepercayaan | |
Mata Uang | Dolar Amerika Serikat ($) (USD) |
Zona Waktu | Waktu Timor Leste (TLT) (UTC+9) |
Kode Telepon | +670 |
Domain | .tl |
Daftar Situs Resmi Pemerintahan | Situs Resmi Pemerintahan |
Jumlah Penduduk | 1.383.723 (estimasi Juli 2020) |
Profil Timor Leste
Republik Demokratik Timor Lorosa’e adalah sebuah republik berdaulat di Pulau Timor. Dan juga, republik ini berdaulat di Atauro, Jaco, serta Oecussi-Ambeno.
Negara ini dulunya dianeksasi lalu menjadi provinsi Indonesia dengan nama Timor Timur pada tahun 1976. Letak astronomis negara Timor Leste adalah di antara 8°LS hingga 10°LS dan 124°BT hingga 128°BT. Nama ibukota Timor Leste adalah Dili.
Batas-batas wilayah Timor Leste:
Negara ini memiliki bendera nasional dengan rasio 1:2 dan tampilan seperti berikut.
Pada tahun 2002, Timor Lorosa’e resmi menggunakan bendera tersebut. Bendera itu sudah digunakan sejak tahun 1975 ketika Timor Lorosa’e mengumumkan kemerdekaannya.
Berbagai warna dan tanda pada bendera tersebut memiliki makna menurut konstitusi negara. Berikut adalah keterangan yang dimaksud:
- Merah = perjuangan meraih kemerdekaan.
- Hitam = hal tertutup yang harus ditumpas.
- Kuning = sisa kolonialisme.
- Bintang = penunjuk jalan dan perdamaian.
Geografi
Luas wilayah Timor Leste adalah 15.410 km². Itu termasuk enklave yang ada di bagian barat pulau Timor yang dikelilingi wilayah Indonesia (Nusa Tenggara Timur).
Letak geografis Timor Leste adalah di bagian timur Pulau Timor. Taman Nasional Nino Konis Santana kawasan konservasi pertama Timor Lorosa’e berada di daratan timur negara ini, di daerah Pegunungan Paitchau dan Danau Lalaro.
Taman nasional tersebut merupakan kawasan hutan kering tropis terakhir yang tersisa di Timor Lorosa’e. Di kawasan konservasi tersebut hidup sejumlah spesies tumbuhan dan hewan yang unik serta langka.
Pembagian Administratif
Ibu kota Timor Leste berada di Kota Dili. Negara ini secara administratif terdiri dari 13 distrik.
- Aileu
- Ainaro
- Baucau
- Bobonaro
- Cova-Lima
- Dili
- Ermera
- Lautem
- Liquica
- Manatuto
- Manufahi
- Oecussi-Ambeno
- Viqueque
Demografi
Pada tahun 2005, Timor Lorosa’e dihuni oleh sekitar 1.040.880 jiwa. Penduduk Timor Lorosa’e merupakan perpaduan antara suku-suku bangsa Melayu dan Afrika, dengan sebagian kecil keturunan Portugis.
Suku bangsa mayoritas di Timor Lorosa’e kebanyakan berasal dari Papua, termasuk suku Bunak di pedalaman bagian tengah pulau Timor, suku Fataluku di ujung timur pulau, dan suku Makasae.
Sebagai hasil perkawinan antar ras yang umum terjadi pada era Portugis, ada sekelompok populasi yang disebut Portugis mujia.
Portugis mujia merupakan ras campuran orang Timor Lorosa’e dan Portugis. Ada minoritas kecil Tionghoa, kebanyakan merupakan orang-orang Hakka. Timor Lorosa’e telah menyatakan niatnya secara resmi untuk menjadi anggota kesebelas ASEAN pada tahun 2011.
Timor Lorosa’e adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar rakyatnya memeluk kekristenan. Satu negara lain adalah Filipina. Dalam hal ekonomi, pertumbuhan ekonomi Timor Lorosa’e pasca kemerdekaan mengalami naik turun.
Agama mayoritas penduduk negara ini adalah Katolik (93%), diikuti Protestan (3%), Islam (1%), Buddha dan Hindu (masing-masing 0,5%), dan sisanya aliran kepercayaan (2%).
Karena mayoritas penduduknya beragama Katolik maka terdapat tiga keuskupan (diosis) yaitu Diosis Baucau, Diosis Dili, dan Diosis Maliana. Diosis Maliana baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI.
Bahasa
Berdasarkan konstitusi, negara ini memakai 2 bahasa resmi dalam pemerintahan yakni bahasa Portugis dan bahasa Tetun. Selain itu, konstitusi menyebutkan bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris merupakan bahasa kerja.
Dalam kesehariannya, masyarakat negara ini banyak berujar dalam bahasa Tetun. Sementara itu, bahasa Indonesia masif dipakai dalam kepenulisan. Ujian akhir SMA masih memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa tulisnya. Banyak akademisi lebih memilih dan memakai bahasa Indonesia.
Selain bahasa itu, terdapat bahasa daerah lain yang eksis di Timor Leste yaitu Dawan, Bekais, Bunak, Fataluku, Galoli, Idalaka, Habun, Lovaia, Kawaimina, Kemak, Tokodede, Mambai, Makalero, Makasai, dan Wetarese.
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.