Beda Proses Seleksi Paskibraka Nasional 2017

Beda proses seleksi

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia akan melaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) Petugas Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur pada tanggal 25 Juli-25 Agustus 2017.

Ada beda proses seleksi perwakilan Paskibraka Nasional antara tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun lalu, tiap-tiap provinsi mengirimkan dua pasangan yang kemudian dipilih satu pasang saja untuk mewakili provinsinya. Kali ini setiap provinsi lah yang memutuskan satu pasangan itu untuk dikirim untuk bertugas di Jakarta.

Jadi sederhananya, tidak ada lagi proses seleksi di tingkat nasional seperti yang pernah dirasakan teman-teman Paskibraka Nasional 2016 dan sebelumnya.

Kami menyerahkan seleksi pasangan Paskibraka tahun ini ke masing-masing provinsi. Mekanisme ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Setiap provinsi mengirim empat orang dua pasangan putra-putri anggota Paskibraka.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Jonni Mardizal, Kamis 6 Juni 2017.

Sedangkan untuk kriteria tinggi dan berat badan, lanjut Jonni, masih tetap sama.

“Tinggi badan untuk putra berada di kisaran minimal 175 cm, sedangkan putri minimal 170 cm,” kata Jonni.

Jonni menjamin bahwa Kemenpora tidak akan melakukan kesalahan lagi. Seleksi Kemenpora tentang sepasang calon Paskibraka Nasional dari setiap provinsi tidak akan seperti tahun lalu. Kasus yang pernah menjerat Gloria pun besar kemungkinan tidak akan terjadi lagi.

“Di persyaratan, jelas kami sebutkan bahwa peserta harus warga negara Indonesia. Kami pun minta keabsahan dari identitas semua peserta,” kata Jonni.

Bahkan, pihak Kemenpora pun sudah meminta data lengkap semua peserta yang sudah terpilih untuk Diklat Paskibraka, termasuk salinan paspor.

“Semua sudah dikirim ke kami, sampai ukuran sepatu juga,” kata Jonni menekankan.

Khusus untuk seleksi pada tingkat provinsi di Indonesia, Kemenpora turut menurunkan supervisi untuk melihat langsung proses seleksinya.

Sehingga, semisal peserta yang dikirim ternyata bermasalah, entah karena kesehatan atau apa pun itu, provinsi pengirim harus sudah menyiapkan cadangan untuk segera dikirim ke Jakarta agar bisa mengikuti Diklat Paskibraka.

Jonni menekankan, seluruh peserta Diklat tetap dalam pantauan sampai akhirnya mereka dikukuhkan sebagai Paskibraka 2017 oleh Presiden Joko Widodo dalam upacara resmi di Istana Negara.

Karena itu, kemungkinan adanya peserta yang gagal dalam tahapan pendidikan dan pelatihan tetap terbuka, sehingga masing-masing provinsi sudah sejak awal diminta untuk menyiapkan peserta cadangan jika sewaktu-waktu hal yang tidak dinginkan tersebut terjadi.

Sederhananya, cadangan-cadangan itu tetap berlatih dan bertugas di daerah. Kalau yang Nasional bermasalah, cadangan itu dikirim dan menggantikannya.

Perbedaan lain dari pelaksanaan Diklat Paskibraka tahun-tahun sebelumnya adalah, setelah menjalankan tugas di Istana Negara, seluruh anggota Paskibraka Nasional 2017 mengikuti apel kebangsaan, bergabung bersama anggota Paskibraka seluruh tingkatan di lapangan Jambore Cibubur, Jakarta Timur.

“Target kami 2.000 orang peserta pada 23 Agustus 2017,” kata Jonni.

Ada pun tujuan dilaksanakannya Apel Kebangsaan ini, kata Jonni, adalah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada seluruh Purna Paskibraka Indonesia.

Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kecintaan kepada NKRI di kalangan pemuda; demi menjaga keutuhan NKRI sebagai harga mati. Maka itulah beda proses seleksi Paskibraka 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Bagikan ke media sosial: