Identifikasi masalah adalah langkah awal penting dalam penelitian. Ketika kamu menemukan fenomena menarik, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi masalah yang terkait.
Dalam penelitian sosial, ini melibatkan deteksi permasalahan sosial yang diamati, kemudian melakukan observasi, membaca literatur, atau survei awal.
Proses ini dilakukan peneliti untuk menjelaskan masalah, cara pengukurannya, dan kaitannya dengan prosedur penelitian. Berikut penjelasan singkat dan contohnya tentang identifikasi masalah penelitian.
Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam penelitian yang penting. Ini melibatkan definisi problem secara terukur sebagai dasar penelitian. Misalnya, saat kamu memperhatikan anak-anak bermain pasir di sekolah, kamu mungkin melihat perbedaan dalam tingkat kecerdasan mereka.
Beberapa anak terlihat lebih cerdas saat membangun istana pasir. Ini memicu keinginan untuk meneliti tingkat kecerdasan anak-anak. Proses identifikasi masalah ini melibatkan definisi konsep kecerdasan dan upaya pengukurannya.
Dalam kasus ini, masalahnya adalah variasi dalam tingkat kecerdasan anak-anak. Pengukuran dapat dilakukan melalui tes IQ, observasi komunikasi, dan metode lainnya.
Contoh Identifikasi Masalah
Setelah masalah penelitian teridentifikasi, artinya telah dijelaskan dan didefinisikan untuk diukur, peneliti telah mempersiapkan diri untuk merumuskan pertanyaan penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dapat diterapkan setelah masalah-masalah ini teridentifikasi.
Langkah-langkah metode ilmiah setelah identifikasi masalah termasuk pembuatan pertanyaan penelitian dan perumusan masalah, serta pembacaan literatur yang relevan, desain penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, pembentukan hipotesis atau kerangka teori, dan penulisan laporan penelitian.
Prosedur metode ilmiah secara cermat akan mengidentifikasi masalah, seringkali pada tahap awal sebelum perumusan masalah atau pertanyaan penelitian.
Identifikasi masalah dapat dianggap sebagai proses mempersiapkan bahan mentah untuk merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian. Jika identifikasi masalah diibaratkan sebagai memasak, maka hasilnya adalah rumusan masalah.
Intelegensi dalam penelitian memerlukan pengubahan konsep menjadi definisi operasional yang spesifik untuk proses penelitian. Ini memungkinkan pengukuran kecerdasan.
Identifikasi masalah dalam penelitian sosial melibatkan upaya untuk menciptakan definisi operasional atau operasionalisasi yang dapat diukur, juga dikenal sebagai variabel.
Bagian Identifikasi Masalah
Bagian-bagian penting dari identifikasi masalah meliputi jelasnya penentuan akar penyebab dan penyusunan pernyataan masalah yang terperinci, mencakup dampaknya pada fenomena tertentu.
Sumber-sumber seperti pengalaman, perubahan teknologi, sosial, diskusi, teori, sastra, dan ketidakpuasan dapat membantu peneliti mengidentifikasi masalah penelitian yang signifikan. Untuk menjaga kelangsungan masalah penelitian, ada beberapa elemen inti yang harus ada. Di antaranya adalah:
Seseorang atau komunitas terkait akan berada di wilayah geografis tertentu. Contohnya, faktor guru atau orang tua dapat memengaruhi siswa di sekolah swasta di Kota A. Penelitian ini melibatkan individu (orang tua, guru, siswa), lembaga (sekolah swasta), dan lokasi (Kota A).
Tujuan penyelesaian masalah harus jelas. Misalnya, untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kinerja siswa. Ada beberapa langkah tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan, seperti mengatasi faktor negatif dalam kinerja akademik.
Pertanyaannya, “Apa penyebab kinerja akademik buruk?” Variabel seperti faktor guru dan orang tua perlu diklarifikasi sebelum menentukan tindakan selanjutnya.
Dalam memilih alternatif, peneliti harus mempertimbangkan efisiensi relatifnya. Semua ini terjadi dalam konteks lingkungan yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
Cara Melakukan
Identifikasi masalah dalam penelitian merupakan langkah krusial yang harus dilakukan oleh setiap peneliti. Terkadang, proses ini bisa menjadi menantang, terutama bagi peneliti yang masih baru.
Salah satu cara untuk melakukan identifikasi masalah adalah dengan memahami teori, fakta, dan ide yang relevan dengan bidang penelitian. Ini dapat dilakukan melalui review literatur dan penelitian terkait, serta melalui survei dan observasi langsung.
Selain itu, peneliti juga perlu mempertimbangkan perkembangan teknologi dan isu-isu yang muncul, serta minat pribadi dalam memilih masalah yang akan diteliti.
1. Deduksi dari Teori
Dalam deduksi dan teori, kamu akan merasakan keterkaitannya dengan prinsip-prinsip sosial dan generalisasi yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Deduksi ini melibatkan perilaku manusia yang kemudian dianalisis dalam kerangka referensi empiris melalui penelitian.
Dari teori tersebut, kamu bisa mengidentifikasi masalah penelitian atau menyusun hipotesis yang menggambarkan temuan yang diharapkan dalam situasi empiris tertentu.
2. Perspektif Interdisipliner
Dengan mengenali akar permasalahan, penelitian ini dapat didasarkan pada gerakan akademis dan pengetahuan lintas disiplin. Tinjauan literatur yang terperinci harus melibatkan penelitian dari berbagai bidang ilmu, membuka jalan baru untuk eksplorasi dan analisis data yang lebih canggih.
Pendekatan interdisipliner ini membantu memilih masalah penelitian dengan lebih baik, memperluas pemahaman tentang masalah yang kompleks dari berbagai disiplin ilmu.
3. Mewawancarai Praktisi
Identifikasi masalah dalam penelitian seringkali muncul dari diskusi dengan praktisi, baik secara formal maupun informal. Mereka memberikan wawasan baru tentang arah penelitian di masa depan dan cara membuat temuan lebih relevan dengan praktik.
Berdiskusi dengan ahli di lapangan, seperti pekerja sosial atau guru, membuka kesempatan untuk menemukan masalah praktis yang mungkin terabaikan dalam lingkup akademis. Pendekatan ini memberikan pengetahuan praktis yang bermanfaat dalam perancangan dan pelaksanaan studi penelitian.
4. Pengalaman Pribadi
Pengalaman sehari-hari dari peneliti dapat menjadi sumber masalah yang bernilai untuk diteliti. Kamu hanya perlu secara kritis mempertimbangkan pengalamanmu sendiri atau ketidakpuasan dengan masalah yang dihadapi oleh suatu komunitas, masyarakat, atau lingkungan yang menjadi fokus penelitian.
Contoh Identifikasi Masalah Berdasarkan Pengalaman Pribadi, misalnya melalui pengamatan sengaja terhadap hubungan yang tidak dapat dijelaskan atau melihat kejadian berbahaya bagi individu atau kelompok, yang tidak biasa.
5. Literatur yang Relevan
Pemilihan topik penelitian sering kali mengharuskanmu untuk melakukan tinjauan menyeluruh atas penelitian terkait dalam bidang minatmu. Ini membantu mengidentifikasi area di mana pemahamanmu masih kurang. Penelitian dapat berfokus pada:
- Mengisi kesenjangan pengetahuan dengan mengevaluasi apakah metodologi penelitian sebelumnya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah baru.
- Menentukan apakah penelitian serupa dapat diterapkan pada subjek atau sampel penelitian yang berbeda.
- Selain itu, kamu bisa menyoroti implikasi penelitian lebih lanjut sebagai sumber masalah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Baca juga artikel terkait lainnya di SemutAspal:
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.