Cerita fabel adalah salah satu jenis cerita yang amat disukai oleh anak-anak. Umumnya, cerita ini disampaikan kepada mereka melalui pembacaan langsung ataupun bacaan mandiri. Cerita ini mengisahkan tentang tokoh-tokoh hewan yang bersikap dan berperilaku layaknya manusia.
Di antara contoh cerita fabel yang sangat terkenal adalah kisah si Kancil cerdik, kisah Kura-kura yang bijak, kelakuan Monyet yang serakah, atau kisah Tiga Babi Kecil yang berpetualang.
Dalam artikel ini, kamu akan diajak untuk memahami lebih dalam tentang cerita fabel. Selain itu, kita akan menggali pesan moral yang terkandung dalam setiap kisah cerita tersebut.
Dengan memahami pesan moral ini, kamu dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita Fabel
Secara etimologis, asal-usul kata “fabel” dapat ditelusuri kembali ke bahasa Latin, yaitu fabulat. Fabel dapat diinterpretasikan sebagai sebuah narasi mengenai kehidupan hewan yang meniru perilaku manusia secara umum.
Ini meliputi segala hal, mulai dari cara berkomunikasi, berpikir, hingga berpakaian. Oleh karena itu, fabel merupakan salah satu jenis cerita yang diciptakan berdasarkan imajinasi atau rekaan.
Meskipun begitu, cerita ini tidak semata-mata merupakan karya khayalan semata. Ini karena cerita fabel termasuk dalam kategori sastra prosa. Oleh karena itu, prosa seringkali dijadikan sebagai wadah representasi kehidupan manusia dalam bentuk naratif yang berbeda.
Dengan demikian, narasi yang terdapat dalam cerita fabel bisa dianggap sebagai implementasi kehidupan manusia yang nyata dalam bentuk khayalan.
Berbagai elemen yang ada dalam cerita fabel sering kali diinspirasi oleh aktivitas atau pola pikir manusia. Sehingga, tidak sulit untuk menemukan berbagai karakter manusia dalam berbagai cerita fabel.
Sebagai contoh, tokoh hewan dalam cerita fabel yang memiliki sifat positif seringkali digambarkan dengan sifat-sifat manusia seperti kebaikan hati, kerja keras, kesopanan, dan kejujuran.
Di sisi lain, tokoh hewan yang memiliki sifat negatif cenderung mewakili karakter manusia dengan sifat-sifat seperti kecurangan, kejahatan, dan kesombongan.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa cerita fabel merupakan sebuah bentuk fiksi yang menggambarkan kehidupan manusia, namun dengan tokoh-tokoh yang berwujud hewan.
Terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca cerita fabel. Kamu akan lebih mudah memahami sifat dan karakteristik orang-orang di sekitarmu.
Selain itu, cerita fabel juga bisa menjadi sarana efektif untuk menggali nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena cerita fabel penuh dengan pesan moral yang disampaikan untuk memberikan makna positif kepada para pembaca.
Contoh Cerita Fabel
Judul: Kancil si Hewan Cerdik
Di hutan yang lebat dan indah, hiduplah seekor kancil yang cerdik dan lincah bernama Kancil. Kancil adalah hewan yang kecil, tetapi memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia selalu memikirkan cara-cara cerdik untuk mengatasi masalah.
Suatu hari, di hutan itu terjadi kekeringan yang luar biasa. Sungai-sungai kecil kering, dan semua hewan di hutan merasa kehausan. Kancil, yang selalu waspada terhadap bahaya, merasa prihatin. Dia tahu bahwa dia harus berbuat sesuatu agar semua hewan dapat mendapatkan air.
Tanpa ragu, Kancil memutuskan untuk mencari sumber air. Dia berjalan-jalan di sepanjang hutan, mencari-cari petunjuk. Akhirnya, dia menemukan sumur tua yang tersembunyi di antara semak-semak. Namun, masalahnya adalah, sumur itu terlalu dalam bagi Kancil untuk mencapai airnya.
Tetapi Kancil tidak menyerah begitu saja. Dengan kepintarannya, dia mulai memikirkan rencana. Dia melihat sekumpulan beludru besar yang tergeletak di dekat sumur. Tanpa pikir panjang, Kancil mulai mengambil sehelai beludru dan meletakkannya di dalam sumur.
Dia terus mengambil beludru-beldru tersebut dan meletakkannya di atas satu sama lain hingga membentuk tangga.
Setelah beludru-beldru yang cukup banyak ditumpuk, Kancil akhirnya bisa naik ke atasnya dan mencapai air di dalam sumur. Dia segera mengisi mulutnya dengan air segar dan kemudian membawanya ke tempat-tempat lain di hutan untuk dibagi dengan hewan-hewan yang lain.
Hewan-hewan lain di hutan sangat bersyukur kepada Kancil atas kebaikannya. Mereka belajar bahwa dengan kecerdasan dan ketekunan, bahkan hewan yang kecil sekalipun bisa melakukan hal-hal besar. Dan sejak itu, Kancil dihormati dan dianggap sebagai pahlawan di hutan itu.
Moral dari cerita ini adalah bahwa kecerdasan dan ketekunan bisa membantu kita mengatasi masalah, tidak peduli seberapa besar tantangannya.
Baca juga artikel menarik lainnya di SemutAspal:
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.