Setiap individu memiliki keunikan dalam jenis kepribadiannya, tercermin dalam berbagai perilaku yang mereka tunjukkan dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang unik.
Dalam ranah psikologi, terdapat beragam teori yang mengupas tentang jenis-jenis kepribadian. Meskipun ada pandangan bahwa kepribadian sudah terbentuk sejak masa awal kehidupan, namun sebenarnya kepribadian dapat dipelajari dan memiliki kemiripan dengan individu lain.
Kepribadian yang dimiliki dapat memengaruhi interaksi dan respons seseorang terhadap lingkungan sekitarnya, baik dalam konteks personal maupun profesional.
Mulai dari yang gemar berinteraksi, ekspresif, hingga yang lebih suka ketenangan dan introspeksi. Bahkan, kombinasi dari keduanya pun mungkin terjadi.
Di lingkungan kerja, beragam kepribadian karyawan saling berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Namun, perbedaan ini kadang dapat menimbulkan tantangan, seperti kesalahpahaman atau ketidakcocokan antarindividu di dalam tim.
Oleh karena itu, pemahaman akan beragamnya kepribadian karyawan sangatlah penting untuk menciptakan kerja sama yang harmonis di tempat kerja.
Tiap jenis kepribadian karyawan memiliki ciri khas yang menonjol. Langkah awal dalam memahami rekan kerja adalah mengidentifikasi jenis kepribadian mereka, lalu mencari cara untuk menyelaraskan perbedaan tersebut demi tercapainya kerja tim yang efektif.
Apa Itu Kepribadian?
Kepribadian, yang berasal dari kata “persona”, mengacu pada bagaimana seseorang mempresentasikan dirinya di hadapan orang lain.
Dalam budaya Romawi, “persona” merujuk pada topeng yang digunakan dalam drama panggung, membantu dalam penggambaran karakter. Konsep ini mencerminkan bagaimana seseorang menampilkan dirinya kepada dunia luar.
Kepribadian, secara umum, melibatkan cara seseorang memberikan kesan atau citra tentang dirinya kepada orang lain.
Ini bukan sekadar penilaian dari luar, karena kepribadian sifatnya netral, tidak diidentifikasi sebagai baik atau buruk. Hal ini penting untuk memahami bahwa kepribadian dan sifat merupakan hal yang berbeda.
Dalam konteks psikologi, kepribadian merujuk pada karakteristik unik dan kuat seseorang. Kepribadian dapat berubah dalam berbagai situasi dan kondisi, dipengaruhi oleh faktor seperti jenis kelamin, etnis, dan budaya.
Budaya yang berbeda dapat membentuk kepribadian yang beragam pula, seperti yang telah ditunjukkan dalam penelitian.
Berbagai ahli telah mengidentifikasi berbagai tipe kepribadian manusia. Salah satunya adalah Carl Gustav Jung, yang memperkenalkan konsep introvert dan ekstrovert pada tahun 1920.
Konsep ini menggambarkan bagaimana individu memperoleh atau menggunakan energi mereka. Introvert dan ekstrovert memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda, yang akan kita bahas lebih lanjut!
Ekstrovert
Menurut Jung (1921), kamu yang memiliki sikap ekstrovert cenderung lebih responsif terhadap rangsangan dari luar dirimu. Ini berarti kamu lebih dipengaruhi oleh lingkungan sekitarmu daripada oleh introspeksi pribadi.
Sebagian kelebihan yang dimiliki oleh individu ekstrovert meliputi:
- Keterbukaan dalam berbagai hal.
- Kemampuan untuk berkembang dengan cepat.
- Motivasi yang tinggi.
- Ketertarikan pada pengalaman baru.
- Kemampuan untuk menarik perhatian.
- Keaktifan dan asertivitas.
- Responsif terhadap situasi.
- Memiliki beragam pendapat atau argumen.
Namun, di sisi lain, ada beberapa kekurangan yang seringkali melekat pada individu dengan tipe kepribadian ekstrovert.
- Mereka cenderung mudah merasa bosan.
- Terlihat sebagai orang yang cerewet.
- Kesulitan untuk merasakan hal-hal secara mendalam.
- Kurangnya waktu untuk refleksi diri.
- Selalu berkeinginan untuk bersosialisasi.
- Sangat bergantung pada teman.
- Terlalu terbuka kepada orang lain.
- Seringkali terlalu bersemangat dalam berbagai hal.
- Dianggap terlalu percaya diri.
- Kadang disalahpahami sebagai seseorang yang selalu bahagia meskipun sebenarnya tidak.
- Sering dinilai sebagai individu yang terlalu membutuhkan perhatian orang lain.
Introvert
Sebaliknya, menurut Jung (1921), Introvert digambarkan sebagai individu yang mengarahkan energi mereka ke dalam, menuju pada aktivitas sendiri atau yang dikenal sebagai kegiatan reflektif.
Mereka mengalirkan energi psikis mereka ke dalam diri sendiri, cenderung bersifat subjektif, dan mungkin terlihat sibuk dengan dunia dalamnya sendiri, termasuk fantasi, imajinasi, mimpi, dan persepsi yang hidup dalam pikirannya.
Kelebihan yang dimiliki oleh tipe kepribadian Introvert antara lain:
- Mengambil waktu untuk memikirkan sebelum berbicara.
- Menjadi pendengar yang aktif, teliti, dan cermat.
- Kemampuan untuk mandiri dengan baik.
- Mampu membentuk pertemanan yang erat dan bermakna.
- Menunjukkan rasa hormat terhadap detail.
- Memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat.
- Mampu menjadi mediator yang efektif dan memecahkan masalah.
Namun, kekurangan yang mungkin dimiliki oleh individu dengan tipe kepribadian Introvert adalah:
- Cenderung menghabiskan waktu sendiri terlalu banyak.
- Sering memilih untuk diam, kurang aktif dalam lingkungan sosial.
- Mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang rentan.
- Mereka sering kali dianggap pendiam dan terkadang kurang dihargai.
- Situasi di mana mereka merasa tersinggung dapat membuat mereka merasa lebih nyaman dalam kesendirian mereka.
Kekurangan seorang Introvert bisa dipahami sebagai kesan luar biasa dari mereka yang belum memahami ke dalam.
Fakta Introvert dan Ekstrovert
Dalam pandangannya, Jung tidak pernah mengatakan bahwa introvert dan ekstrovert digunakan untuk mengklasifikasikan individu secara mutlak. Ia percaya bahwa tidak ada yang benar-benar 100% introvert atau ekstrovert.
Setiap individu memiliki tingkat ekstrovert dan introvert yang berbeda-beda secara teoritis. Namun demikian, penting bagi kita untuk menghargai perbedaan kepribadian sebagai kunci kesuksesan dalam kolaborasi dan pencapaian tujuan bersama.
Karena itu, penting bagi kamu untuk memahami dan menghargai perbedaan kepribadian agar sikap profesional terwujud. Ini berarti menemukan keseimbangan antara perbedaan kepribadian sebagai bagian integral dalam bekerja.
Jika kamu ingin merencanakan bisnis yang sukses, tidak perlu cemas. Sebagai rekan kerja atau pemimpin, kamu bisa mendorong kerjasama antara ekstrovert dan introvert.
Meskipun ini mungkin tidak selalu nyaman bagi keduanya, tetapi kolaborasi mereka akan menghasilkan kontribusi yang berarti dalam pengembangan profesional dan kesuksesan proyek secara keseluruhan.
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.