Kelimpahan Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat
Perhatikan penjelasan mengenai setiap unsur transisi pada periode 4 berikut ini.
1. Skandium (Sc)
Skandium merupakan elemen yang sangat langka dalam keadaan alamiah. Biasanya, elemen ini ditemukan dalam rupa sebagai senyawa dengan bilangan oksidasi +3, seperti dalam senyawa seperti Sc2O3, Sc2(SO4)3, dan ScCl3.
2. Vanadium (V)
Vanadium merupakan unsur yang secara luas terdistribusi di kerak Planet Bumi, dengan kandungannya mencapai sekitar 0,2%. Unsur ini bisa ditemukan dalam berbagai jenis bijih.
3. Titanium (Ti)
Salah satu unsur transisi yang paling banyak terdapat di dalam kulit bumi adalah titanium, sekitar 0,6% dari kerak bumi mengandung unsur ini.
4. Cromium (Cr)
Kromium, yang merupakan suatu unsur logam yang kuat dan memiliki warna putih, dapat ditemukan secara alami dalam bentuk bijih krom besi, yang dikenal sebagai kromit (FeCr2O4).
Kromit ini memiliki penyebaran yang luas dan dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Selatan.
5. Ferrum (Fe)
Besi, atau yang juga dikenal sebagai ferrum, adalah salah satu dari logam paling terjangkau yang telah dikenal oleh manusia sepanjang sejarah. Logam ini memiliki warna putih, memiliki tingkat kekerasan yang cukup rendah, dan memiliki sifat magnetik.
Besi, dalam bentuk yang ditemui secara alami, umumnya berasal dari berbagai jenis bijih. Bijih-bijih tersebut termasuk hematit (Fe2O3), limonit (HFeO2), pirit (FeS2), siderit (FeCO3), dan ilmenit (FeTiO3).
Di Indonesia, bijih besi dapat ditemukan di berbagai daerah seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, serta Kalimantan Barat.
6. Seng (Zn)
Seng dapat ditemukan dalam alam dalam bentuk sejumlah senyawa sulfida, termasuk seng blende (ZnS), senyawa silikat misalnya hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O), dan senyawa karbonat misalnya kelamin (ZnCO3).
7. Mangan (Mn)
Mangan adalah suatu elemen kimia yang memiliki sifat logam rapuh dan keras. Bijih mangan yang paling umum ditemukan yaitu pirolusit (MnO2).
Di Indonesia, potensi sumber daya mangan tersebar di berbagai wilayah, termasuk Pulau Sumatera, Kep. Riau, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Jawa, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.
8. Kobalt (Co)
Meskipun kobalt jarang terdapat secara alami di alam, bahan ini dapat ditemukan pada bijih-bijih seperti kobaltit (CoAsS) dan smaltit (CoAs2) dalam jumlah yang cukup jika dibuat secara ekonomis.
9. Nikel (Ni)
Nikel terdapat dalam kerak bumi dalam jumlah yang relatif melimpah dan menempati nomor ke-24 dalam kelimpahan unsur-unsur. Biasanya, nikel ditemukan berbentuk bijih bersama dengan unsur-unsur seperti antimon, belerang, dan arsen.
10. Cuprum (Cu)
Tembaga, juga dikenal sebagai Cuprum, adalah logam transisi yang memiliki warna merah kecoklatan. Meskipun berwujud logam yang relatif lunak, tembaga memiliki sifat kekuatan yang signifikan. Tembaga dapat ditemukan secara alami dalam berbagai jenis batuan.
Beberapa senyawa tembaga yang dikenal meliputi pirit tembaga, yang memiliki rumus kimia (CuFe)S2, serta malasit dengan rumus CuCo3.Cu(OH)2.
Indonesia memiliki potensi sumber daya tembaga yang sangat besar, dengan lokasi penambangan yang mencakup wilayah seperti Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.
Artikel kelimpahan unsur transisi periode 4 ini adalah bagian dari seri artikel yang mungkin kamu butuhkan untuk menyusun sebuah makalah:
- Manfaat Unsur Transisi Periode Keempat
- Cara Pembuatan Unsur Transisi Periode Keempat
- Sifat Unsur Transisi Periode Keempat
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.