Di tengah masyarakat, regulasi dihadirkan untuk mencegah konflik. Norma-norma, baik tersurat maupun tersirat, memberikan arah bagi perilaku individu. Mereka memastikan bahwa setiap tindakan sesuai dengan batasan yang ditetapkan.
Norma berperan dalam menciptakan harmoni sosial dan dianggap sebagai panduan moral. Kehadirannya memelihara keteraturan masyarakat; pelanggarannya bisa mengacaukan keseimbangan dan mengabaikan hukum yang berlaku.
Namun, apa sebenarnya makna di balik konsep norma? Temukan pencerahan lebih lanjut di sini.
Pengertian Norma
Norma, yang berasal dari bahasa Belanda “norm” dan bahasa Latin “mos”, merujuk pada standar atau panduan perilaku. Menurut KBBI, pengertian norma adalah aturan yang mengikat kelompok masyarakat, berfungsi sebagai pedoman dan pengendali perilaku.
Menurut sosiolog Amerika Craig Calhoun, norma adalah panduan untuk bertindak dalam konteks sosial. Ilmuwan hukum E. Utrecht menekankan bahwa norma adalah aturan yang mengatur kehidupan masyarakat, dengan konsekuensi bagi pelanggar.
Secara keseluruhan, norma sosial memastikan ketertiban dalam kehidupan sehari-hari, dengan sanksi bagi mereka yang melanggarnya.
Pengertian Norma menurut Para Ahli
Beberapa pakar memberikan pandangan mereka mengenai konsep norma. Di bawah ini disajikan sejumlah sudut pandang dari berbagai ahli.
1. Broom dan Selznic
Menurut Broom dan Selznic, norma dapat dianggap sebagai suatu model ideal yang timbul dari prilaku manusia, yang memberikan pedoman bagi individu dalam masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Norma ini berfungsi sebagai panduan dalam mencapai kesejahteraan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
2. Bellebaum
Menurut Bellebaum, seorang sosiologis dari Jerman, norma sosial berperan sebagai instrumen untuk mengarahkan perilaku individu dalam suatu masyarakat, sesuai dengan nilai dan keyakinan yang diterima di lingkungan tersebut.
3. John J. Macionis
Profesor sosiologi terkemuka, John J. Macionis (1997), mengemukakan bahwa norma meliputi beragam aturan dan ekspektasi yang mengarahkan perilaku individu dalam masyarakat.
4. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, norma sosial adalah instrumen yang dirancang untuk mengatur hubungan interpersonal dalam masyarakat, memastikan bahwa interaksi berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan yang diinginkan.
Fungsi Norma
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, norma memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan kedamaian masyarakat. Berikut beberapa fungsi norma yang melandasi kehidupan bersama:
- Menciptakan lingkungan yang aman dan teratur.
- Mengarahkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.
- Mencegah konflik kepentingan antar individu atau kelompok.
- Mendukung pencapaian tujuan bersama.
- Memberikan panduan dalam menjalani kehidupan sosial.
- Mengatur perilaku dan menetapkan batasan yang harus diikuti.
- Mendorong adaptasi individu terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Macam-Macam Norma
Dalam konteks sosial, norma dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan karakteristiknya, yaitu:
1. Norma Formal
Norma formal adalah aturan yang diakui dan diberlakukan oleh pihak berwenang, seperti pemerintah atau lembaga resmi, untuk mengatur perilaku masyarakat secara resmi.
Contohnya termasuk regulasi terkait pelestarian lingkungan, penataan pemukiman, dan kependudukan yang tercantum dalam Peraturan Daerah.
2. Norma Non Formal
Norma non-formal adalah ketentuan yang diterapkan dalam masyarakat tanpa sumber yang jelas, seringkali tanpa penulisan resmi. Masyarakat mematuhinya karena kesadaran atau kebiasaan untuk menjaga harmoni sosial.
Contohnya adalah aturan dalam rumah tangga mengenai perilaku makan, minum, dan berpakaian.
Jenis Norma dan Contohnya
Dalam struktur sosial masyarakat, norma dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis utama, yang meliputi:
1. Norma Agama
Norma agama merupakan pedoman perilaku yang berasal dari Tuhan dan diikuti oleh masyarakat. Ini mencakup perintah, ajaran, dan larangan yang menentukan cara hidup bagi penganut agama.
Norma agama bersifat dogmatis, tidak boleh diubah, dan diyakini memiliki konsekuensi setelah kematian, seperti dosa atau hukuman di akhirat.
Di Indonesia, dengan enam agama resmi yang berbeda, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, norma agama bervariasi dalam perintah, ajaran, dan larangan mereka.
Contoh Norma Agama:
Dalam Islam, konsumsi daging babi dilarang, sementara agama lain memiliki larangan makanan yang berbeda sesuai ajarannya. Konsep ini mencerminkan pandangan hidup umat Islam dan kelompok masyarakatnya.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah serangkaian aturan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, yang berasal dari hati nurani individu. Mereka mendorong orang untuk bertindak dengan kebaikan dan menghindari yang buruk, menciptakan kerangka etika personal.
Norma ini bertujuan untuk mengatur perilaku individu dengan memberikan panduan moral. Pelanggarannya sering kali diikuti oleh konsekuensi berupa penyesalan atau isolasi sosial dari masyarakat.
Contoh Norma Kesusilaan:
Sebagai contoh konkret mengenai norma kesusilaan, terdapat situasi di mana seorang siswa memilih untuk belajar daripada menyontek, karena menyontek dianggap tidak pantas.
Siswa tersebut menyadari bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar aturan sekolah, tetapi juga nilai-nilai moral. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan dapat berakibat pada sanksi baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya.
Norma kesusilaan menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari individu untuk menjaga moralitas dan integritas.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan mengatur perilaku agar menjunjung tinggi sopan santun, tata krama, serta tradisi individu. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan adat, norma ini penting untuk memelihara harmoni sosial.
Melalui norma ini, dihargai dan dijaga interaksi sehari-hari. Fungsinya termasuk membentuk penerimaan diri dalam masyarakat, menghormati yang lebih tua, memahami etika berkomunikasi, serta bersosialisasi tanpa mengganggu norma-norma sosial yang ada.
Contoh Norma Kesopanan:
Contoh-contoh praktik kesopanan termasuk menghormati orang tua dengan panggilan “kakak”, menjaga kebersihan dengan tidak membuang ludah sembarangan, dan berperilaku sopan di sekolah. Untuk menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, peran orang tua sangat penting.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan yang disusun oleh pihak berwenang, seperti pemerintah, dan dituangkan dalam Undang-Undang. Mereka memiliki karakteristik yang mengikat untuk menjaga kepentingan masyarakat.
Fungsinya adalah untuk menjamin keadilan bagi semua individu dan menciptakan tatanan sosial yang teratur, aman, harmonis, dan damai.
Karena sifatnya yang bersifat tertulis dan mengikat, pelanggaran terhadap norma ini akan mengakibatkan hukuman atau sanksi sesuai dengan ketentuan yang ada, termasuk pembayaran denda atau hukuman penjara.
Contoh Norma Hukum:
Di Indonesia, hukum didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945. Pelanggaran seperti pencurian atau penghindaran pajak dikenai sanksi sesuai UU.
Contoh Norma
Penting untuk tidak hanya memahami konsep norma, tetapi juga melihat beragam contohnya dalam interaksi sehari-hari. Norma-norma ini membentuk dasar perilaku sosial yang diikuti oleh masyarakat. Beberapa contoh norma yang dapat diamati antara lain:
- Menghormati orang yang lebih tua dengan berperilaku sopan dan menggunakan bahasa yang sesuai.
- Patuh pada peraturan lalu lintas untuk keamanan bersama.
- Menaati hukum yang berlaku sebagai wujud kewarganegaraan.
- Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru sebagai bentuk kedisiplinan dalam belajar.
- Menghargai perayaan agama lain untuk memupuk toleransi antarumat beragama.
- Beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing sebagai ungkapan spiritualitas.
- Memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kecurangan sebagai upaya menjaga integritas akademik.
- Mengucapkan terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur atas bantuan yang diberikan.
- Meminta maaf ketika melakukan kesalahan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Contoh-contoh ini mencerminkan pentingnya norma dalam membentuk interaksi sosial yang harmonis dan menghargai keragaman masyarakat.
Klasifikasi menurut Tingkatan Daya Ikat
Norma-norma sosial dalam masyarakat memiliki hierarki yang dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan tingkat kekuatan pengikatnya.
1. Cara atau Usage
Norma sosial ini memiliki daya pengikat yang rendah karena sanksinya hanya berupa cemoohan. Contoh konkretnya adalah ketika makan. Norma tersebut mengharuskan untuk tidak berbicara. Pelanggaran terhadap norma ini mungkin hanya diikuti dengan teguran atau peringatan dari orang-orang di sekitar.
2. Kebiasaan atau Folkways
Norma sosial tipe kebiasaan memiliki kekuatan pengikat yang lebih besar daripada norma cara atau usage karena berlaku secara berulang.
Sebagai contoh, kita diharapkan menghormati orang yang lebih tua. Pelanggaran terhadap norma ini dapat menghasilkan sanksi yang bervariasi, tergantung pada frekuensi pelanggaran dan niat untuk memperbaiki perilaku.
3. Kelakuan atau Mores
Norma sosial tata kelakuan atau mores memiliki kekuatan pengikat yang lebih besar dibandingkan dengan norma kebiasaan atau Folkways. Norma ini merupakan aturan yang diterima secara luas dalam masyarakat dan dijadikan standar nilai.
Pelanggaran terhadap norma ini akan menghadapi sanksi yang lebih serius. Contohnya adalah larangan terhadap perilaku seperti zina atau hubungan terlarang, yang bisa berujung pada penegakan hukum yang berlaku di wilayah tertentu jika dilanggar.
4. Adat Istiadat atau Custom
Norma sosial memiliki kekuatan pengikat yang kuat, terutama norma-norma adat yang turun-temurun di suatu lingkungan. Melanggar norma adat bisa berakibat pada sanksi serius.
Sebagai contoh, larangan bagi orang Batak untuk menikah dengan mereka yang memiliki marga yang sama merupakan salah satu contoh norma adat yang dijunjung tinggi.
Ciri-Ciri Norma
Untuk memahami konsep norma dengan lebih baik, penting untuk mengenali ciri-ciri yang melekat padanya. Berikut adalah beberapa ciri norma sebagai aturan dalam masyarakat:
- Norma seringkali bersifat tidak tertulis dan dijalankan sebagai kebiasaan yang lazim.
- Mereka merupakan hasil kesepakatan yang dapat diterima oleh anggota masyarakat dan dihormati oleh setiap individu.
- Ketaatan terhadap norma dianggap sebagai kewajiban dalam masyarakat yang mengamalkannya.
- Pelanggaran terhadap norma dapat mengakibatkan sanksi atau hukuman sesuai kesepakatan yang ada.
- Seiring dengan perubahan zaman, norma juga dapat berubah sesuai dengan evolusi dan adaptasi.
- Norma yang berlaku dalam suatu masyarakat dibentuk dan disepakati secara sadar oleh anggota masyarakat tersebut.
Tujuan Norma
Norma-norma dalam masyarakat memiliki beberapa tujuan yang penting:
- Mendorong perilaku yang selaras dengan nilai-nilai sosial yang ada.
- Memelihara dan meningkatkan harmoni di antara warga masyarakat.
- Menggalang keteraturan dan keadilan dalam interaksi sosial.
- Memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar norma yang telah disepakati.
FAQ
Apa yang dimaksud dengan norma?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian norma adalah ketentuan yang mengikat suatu kelompok dalam masyarakat, berfungsi sebagai pedoman, penataan, dan kontrol atas perilaku.
Apakah pengertian dari norma hukum?
Pengertian norma hukum adalah ketetapan yang ditetapkan oleh lembaga berwenang, seperti pemerintah, dan diwujudkan dalam bentuk peraturan hukum yang mengikat.
Fungsi utamanya adalah untuk mendorong dan menjaga kepentingan sosial secara terstruktur dan mengatur perilaku masyarakat dengan ketentuan yang mengikat.
Apakah pengertian dari norma agama?
Pengertian norma agama adalah panduan perilaku yang dipraktikkan oleh komunitas, berasal dari otoritas ilahi.
Mereka mencakup perintah yang harus dipatuhi, ajaran sebagai pedoman, dan larangan yang harus dihindari, menetapkan prinsip-prinsip moral dan etika bagi para penganut agama.
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.