SemutAspal

Posesif: Pengertian, Penyebab, Ciri-Ciri

Pengertian posesif dalam hubungan
Pengertian posesif dalam hubungan

Perilaku posesif adalah sikap yang membuat seseorang merasa memiliki pasangan atau orang lain. Sikap ini cenderung negatif karena bisa mendorong seseorang untuk mengontrol, mengatur, atau bahkan menguasai orang lain secara berlebihan, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan.

Untuk memahami lebih dalam tentang penyebab, tanda-tanda, dan cara mengatasi perilaku posesif, yuk simak artikel di bawah ini.

Pengertian Posesif

Apa yang dimaksud posesif? Arti posesif adalah sikap di mana seseorang merasa memiliki atau menguasai orang lain, yang sering kali mendorong mereka untuk ingin mengendalikan dan mendominasi orang tersebut.

Karena alasan ini, perilaku posesif sering dikaitkan dengan perilaku yang mengontrol (controlling behavior). Perilaku ini umumnya ditemui dalam hubungan asmara.

Perilaku ini bisa menjadi indikasi dari hubungan yang tidak sehat (toxic relationship). Awalnya, sikap posesif dalam sebuah hubungan mungkin sulit terdeteksi karena sering dianggap sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang.

Promo garansi Shopee

Namun, penting untuk diingat bahwa mengendalikan pasangan secara berlebihan bukanlah tanda romantis atau bentuk perhatian yang sehat. Sebaliknya, hal ini seringkali merupakan cara seseorang untuk mengatasi perasaan cemburu, rasa tidak aman, atau kurangnya kepercayaan terhadap pasangannya.

Penyebab Perilaku Posesif

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang memiliki perilaku ini adalah sebagai berikut.

1. Senang Memegang Kendali

Kemampuan untuk memengaruhi atau mengendalikan pasangan dapat memberikan perasaan keamanan dan kenyamanan, karena seseorang merasa memiliki kemampuan untuk menjaga hubungan agar tetap stabil.

Hal ini seringkali mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku posesif terhadap pasangannya.

2. Bergantung kepada Pasangan

Seseorang bisa menjadi posesif karena kecenderungan bergantung secara berlebihan pada pasangannya. Akibatnya, mereka mungkin menghambat kebebasan pasangan untuk berkumpul atau bersosialisasi dengan orang lain karena khawatir kehilangan perhatian.

3. Insecure

Insecure adalah perasaan kurang aman, takut, cemas, dan ragu terhadap diri sendiri. Keadaan ini dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang, bahkan dapat memicu perilaku semacam ini saat menjalin hubungan dengan orang lain.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami insecure dan menyebabkan perilaku posesif antara lain adalah trauma dari pengalaman masa lalu, seperti kegagalan dalam mencapai tujuan atau pengalaman dikhianati atau ditinggalkan oleh pasangan.

Selain itu, memiliki sifat perfeksionis dan pola asuh orang tua yang kurang tepat juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya insecure.

4. Rasa Kurang Percaya

Salah satu faktor yang dapat memantik perilaku ini adalah kurangnya rasa percaya terhadap pasangan. Ketidakpercayaan ini dapat menyebabkan timbulnya rasa cemburu yang berlebihan atau tanpa alasan yang jelas, yang kemudian mendorong mereka untuk bersikap posesif terhadap pasangan.

5. Gangguan Mental

Dalam beberapa situasi, sikap ini juga dapat menjadi indikasi dari gangguan kesehatan mental tertentu, seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian borderline, gangguan obsesif kompulsif, atau skizofrenia.

Ciri-Ciri Sifat Posesif

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki sifat ini yang dapat berdampak buruk pada kesehatan hubungan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-cirinya agar kamu dapat menghindari hubungan yang tidak sehat.

Pertama, sikap ini seringkali ditandai dengan emosi yang tidak stabil, di mana orang tersebut mudah marah jika pasangannya tidak memenuhi keinginannya, bahkan mungkin mengancam atau melakukan kekerasan fisik.

Ciri lainnya adalah rasa cemburu yang berlebihan, terlihat dari perilaku seperti menginterogasi, memeriksa ponsel atau media sosial pasangan, atau bahkan meminta pasangan untuk memutuskan hubungan dengan orang lain yang dicemburui.

Selain itu, orang posesif sering mencari kesalahan atau membuat pasangannya merasa bersalah agar dapat mengendalikan mereka dengan mudah. Mereka juga cenderung mengawasi pasangan secara berlebihan, sering menelepon atau menanyakan di mana pasangan berada.

Terakhir, sikap ini juga ditandai dengan sering mengkritik atau menentang pendapat pasangan untuk mengontrol tindakan mereka sesuai kehendak sendiri. Dengan mengenali ciri-ciri ini, kamu dapat lebih waspada dan menghindari hubungan yang tidak sehat.

Cara Mengatasi Sifat Posesif

Untuk penanganan yang optimal, kamu yang memiliki sifat ini perlu menyadari bahwa perilaku tersebut tidak sehat dan bisa merusak hubungan dengan pasangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi sifat ini.

  1. Mengendalikan emosi dan rasa cemburu yang berlebihan.
  2. Menghindari tindakan impulsif.
  3. Mencari cara sehat untuk menenangkan diri dan mengurangi kecemasan berlebihan, seperti melalui meditasi atau latihan pernapasan.
  4. Melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater jika pernah mengalami trauma atau memiliki gangguan kesehatan mental.

Cara Menghadapi Pasangan yang Posesif

Namun, jika pasanganmu menunjukkan tanda-tanda perilaku posesif, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya.

  1. Berbicara terbuka mengenai perasaan dan prinsip dirimu kepada pasangan.
  2. Libatkan pasangan dalam rencana dan aktivitas sehari-hari dengan seimbang.
  3. Tunjukkan dan ungkapkan kasih sayangmu kepada pasangan secara wajar.
  4. Pertimbangkan untuk mendapatkan konseling dari psikolog atau psikiater untuk saran yang tepat, terutama jika perilaku ini telah berdampak buruk dan berpotensi menjadi toksik.

Perilaku posesif perlu diatasi dengan cepat agar hubungan tetap sehat dan tidak beracun.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah lulusan D-3 Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman dan kecintaan di bidang geopolitik, keuangan, pemrograman, digital marketing, dan sosial.