SemutAspal

Tari Jaipong: Sejarah, Makna, dan Pola Gerakan

Tari jaipong dan penjelasannya
Tari jaipong dan penjelasannya (Gunawan Kartapranata, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Indonesia memiliki beragam jenis tarian tradisional yang tersebar di seluruh wilayah. Setiap daerah, mulai dari Sabang hingga Merauke, memiliki tarian khasnya sendiri. Tari jaipong berasal dari Jawa Barat, yang awalnya berkembang di Bandung dan Karawang.

Tarian ini merupakan perpaduan dari berbagai kesenian tradisional seperti pencak silat, ketuk tilu, dan wayang golek, yang membuatnya dikenal dengan gerakan yang unik, energik, dan sederhana.

Selain itu, tari jaipong juga dikenal dengan suasana yang humoris dan ceria, mampu menghibur para penonton yang menyaksikannya. Meskipun diselingi dengan tawa, penonton merasa terbawa suasana karena keunikan pertunjukan ini.

Sampai saat ini, tari jaipong tetap dilestarikan dan dipelajari sebagai bagian dari warisan budaya Jawa Barat. Dalam pembahasan berikut, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai sejarah, pola gerakan, ciri khas, makna, dan perkembangan tari jaipong.

Sejarah Tari Jaipong

Tari jaipong, asalnya dari Karawang, Jawa Barat, adalah gabungan sejumlah tarian tradisional. Haji Suanda, seniman dari Karawang, adalah inovator utama di balik tarian ini. Suanda menggabungkan berbagai tarian, seperti wayang golek dan pencak silat, dalam karyanya.

Promo garansi Shopee

Di antara pengiringnya adalah alat musik tradisional seperti gendang dan degung. Gugum Gumbira dari Bandung juga berperan penting dalam pengembangan jaipong.

Tari ini mulai diperkenalkan pada tahun 1975 dan terus berkembang pesat, populer di seluruh Jawa Barat dan bahkan di luar wilayah tersebut. Meskipun munculnya hiburan modern, jaipong tetap populer di kalangan masyarakat.

Pola Gerakan Tari Jaipong

Tari Jaipong memiliki pola gerakan yang sangat signifikan ketika dipentaskan di panggung, memengaruhi penampilan para penari secara keseluruhan. Meskipun gerakan dalam tarian ini enerjik dan unik, namun tetap terlihat sederhana, yang menjadi daya tarik utamanya.

Banyak orang yang menyukai dan tertarik pada tarian ini karena keunikan dan ciri khasnya. Berikut adalah 4 pola gerakan dalam tari jaipong:

1. Bukaan

Gerakan pertama dalam tarian jaipong disebut gerakan bukaan. Ini adalah gerakan pembuka saat pertunjukan dimulai. Biasanya, penari berjalan memutar sambil memainkan selendang di lehernya. Gerakan ini dilakukan dengan gemulai untuk menarik perhatian penonton.

2. Pencungan

Dalam tari jaipong, ada gerakan yang disebut gerak pencungan. Gerakan ini ditandai dengan tempo yang cepat, sejalan dengan musik yang mengiringinya. Penari menampilkan gerakan energik, sehingga mampu menghidupkan suasana dan membuat penonton menikmati pertunjukan dengan penuh semangat.

3. Ngala

Gerakan ketiga dalam tarian jaipong disebut gerakan ngala. Gerakan ini ditandai dengan gerakan yang patah-patah, di mana tubuh berpindah dari satu titik ke titik berikutnya dengan tempo yang sangat cepat. Kecepatan dan ketepatan gerakan ngala menjadi ciri khas yang memperkaya keunikan tarian jaipong.

4. Mincit

Tari jaipong memiliki gerakan terakhir yang disebut mincit, yang merupakan perpindahan dari satu variasi gerakan ke variasi gerakan lainnya setelah gerakan ngala. Jika kamu menonton tari jaipong, kamu akan memahami pola gerakan tersebut.

Selain itu, ada gerakan dasar yang penting untuk dikuasai dalam menari jaipong. Gerakan dasar ini memengaruhi keseluruhan gerakan dalam tarian tersebut dan terbagi menjadi tiga bagian: geol, gitek, dan goyang, yang masing-masing fokus pada gerakan pinggul dengan variasi tertentu.

Tarian jaipong tidak hanya tentang gerakan, tetapi juga memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya unik. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ciri khas tarian jaipong, simak penjelasannya di bawah ini.

Ciri Khas Tari Jaipong

Kekhasan tari jaipong
Kekhasan tari jaipong (Herusutimbul, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan kekayaan alam dan kebudayaan. Selain memiliki beragam hasil bumi, Indonesia juga memiliki kekayaan seni yang meliputi seni sastra, seni tari, seni rupa, seni bangunan, seni musik, dan lainnya.

Dari beragam seni tradisional, setiap jenis seni memiliki ciri khasnya sendiri. Salah satu contohnya adalah tari jaipong, yang berasal dari Jawa Barat. Tarian ini memiliki ciri khas, terutama dalam gaya kaleran jaipong, mencakup humanisme, keceriaan, semangat, erotisme, kesederhanaan, dan spontanitas.

Ciri khas tersebut tercermin dalam penampilan tarian, termasuk pola gerakan yang disebut ibing pola. Biasanya, ibing pola ditarikan oleh seorang penari tunggal atau sinden tatandakan. Sinden tersebut, meskipun tidak menyanyi, menari mengikuti lagu dengan gaya khasnya yang disebut juru kawih.

Sebagai contoh, seni tari jaipong yang berkembang di wilayah Bandung menampilkan kesenangan dan keceriaan. Dengung, alat musik yang digunakan, ikut menyemarakkan suasana, sehingga tidak mengherankan jika penonton ikut terbawa suasana dan turut menari saat menyaksikan pertunjukan ini.

Perkembangan Tari Jaipong

Seperti yang sudah diketahui, setiap jenis kesenian daerah memiliki makna dan nilai khusus yang tersirat di dalamnya, begitu juga dengan tarian jaipong. Setiap gerakan yang terdapat dalam tarian jaipong memiliki nilai dan makna yang unik.

Berikut ini adalah beberapa makna dari setiap gerakan yang ada dalam tarian jaipong.

1. Gerakan Cingeus

Gerakan awal dalam tarian ini dikenal sebagai gerakan cingeus, yang khas dalam tarian jaipong dengan gerakan kepala dan tubuh yang lincah. Gerakan ini menggambarkan keluwesan dan ketangkasan perempuan dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.

2. Gerakan Kaki

Gerakan selanjutnya adalah gerakan kaki, yang memiliki beberapa variasi, seperti gerak minced, gerak depok, dan gerak sonteng. Dalam tarian jaipong, gerakan kaki ini mengandung makna tentang kegesitan dan sifat adaptif wanita Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

3. Gerakan Meliuk

Gerakan ketiga ini disebut Gerakan Meliuk, yang melibatkan penari jaipong dalam meliuk-liukkan tubuh sesuai irama musik. Gerakan ini mencerminkan fleksibilitas seorang wanita Sunda dalam menghadapi tantangan kehidupan.

4. Gerakan Ngagaleong

Langkah berikutnya disebut gerakan ngagaleong, yang menekankan gerakan mata. Para penari akan menampilkan sorot mata tajam pada objek tertentu. Gerakan ini melambangkan keberanian wanita untuk menyuarakan pendapat dan berkomunikasi dengan baik.

5. Gerakan Variasi

Gerakan terakhir dikenal sebagai gerakan variasi. Ini melibatkan penyesuaian tempo dan dinamika alunan musik. Gerakan ini dapat dimulai dengan tempo lambat yang kemudian berubah menjadi cepat atau sebaliknya.

Maknanya adalah merepresentasikan sifat yang dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dalam kehidupan.

Makna

Selain menyampaikan makna gerakan yang ditampilkan, tarian jaipong juga mengandung pesan yang dalam.

Gerakan yang enerjik dan penuh semangat dalam tarian ini menggambarkan gambaran tentang wanita Sunda masa kini: gigih, berani, ramah, lincah, mandiri, dan bertanggung jawab, namun tetap memperlihatkan sikap yang santun.

Ini mengubah stereotip lama tentang wanita Sunda yang hanya dianggap cantik namun malas. Kecantikan wajah dan tubuh yang menawan menjadi nilai tambah yang selalu dipertontonkan oleh para penari jaipong.

Dalam konteks ini, pesan yang disampaikan adalah bahwa di balik keanggunan dan kelembutan wanita Sunda, terdapat keinginan untuk tetap menjadi diri sendiri tanpa terpengaruh oleh pandangan orang lain.

Tarian jaipong juga memperingatkan bahwa penilaian terhadap wanita tidak seharusnya hanya berdasarkan pada penampilan fisik, yang sering kali dipengaruhi oleh stereotip budaya yang sudah tertanam dalam masyarakat Indonesia.

Tari Jaipong Sekarang

Tarian jaipong telah melahirkan beberapa penari yang sangat mahir, antara lain Yeti Mamat, Tatit Saleh, Pepen Dedi Kirniadi, dan Eli Somali, yang telah memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan seni tari daerah kepada masyarakat.

Seiring dengan populeritasnya, bermunculan banyak sanggar tari yang mengajarkan seni tari, termasuk tarian jaipong. Sekarang, tari jaipong memiliki gaya khas yang dikenal sebagai kaleran, yang ditandai dengan gerakan yang penuh semangat, erotis, spontan, humoris, dan sederhana.

Pola penyajian pertunjukan tari ini mirip dengan ibing pola di Bandung dan ibing saka di Karawang dan Subang. Gaya baru ini disebut tari jaipong gaya kaleran.

Meskipun sebenarnya berasal dari Karawang, tari jaipong kini dikenal sebagai seni tari khas Jawa Barat. Biasanya, tarian ini dipentaskan dalam acara-acara penting seperti penyambutan tamu penting di Jawa Barat.

Tarian jaipong juga berpengaruh besar terhadap seni daerah lainnya di Jawa Barat, seperti genjring, terbangan, dan wayang dengung. Selain itu, tarian ini pernah dikolaborasikan dengan musik dangdut modern oleh Leni dan Mr. Nur yang dikenal sebagai pong dut.

Selain tari jaipong, pada tahun 1980-an dan 1990-an, Gugum Gumbira juga mengembangkan jenis tarian lain seperti tari kuntul mangut, setra sari, rawayan, toka-toka, seonteng, iring-iring daun puring, pencug, dan kawung anten.

Demikianlah sejarah, pola gerakan, ciri khas, makna, dan perkembangan tari jaipong. Semoga penjelasan ini dapat menambah pemahamanmu tentang seni tari jaipong.

Baca juga artikel terkait di SemutAspal:


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah lulusan D-3 Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman dan kecintaan di bidang geopolitik, keuangan, pemrograman, digital marketing, dan sosial.