SemutAspal

Aktiva Tetap atau Aset Tetap dalam Akuntansi

Aktiva tetap dalam akuntansi
Aset tetap dalam akuntansi

Pengertian Aktiva Tetap dalam Akuntansi

Apa itu aset tetap?

Berbeda dengan aktiva lancar, pengertian aset tetap atau aktiva tetap adalah aset berwujud yang penggunaannya lebih dari satu periode dan dimiliki perusahaan untuk proses produksi, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.

Pengertian aktiva tetap adalah aktiva berwujud dalam bentuk siap pakai maupun dibangun dahulu, digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, tidak untuk dijual dalam kegiatan normal, serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Harga perolehan merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau kontribusi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Pencatatan harga perolehan atas aktiva tetap tersebut dilakukan dengan mendebet besar perolehan dan mengkredit kas atau hutang.

Promo garansi Shopee

Penggolongan Aktiva Tetap

Pengelompokkan aktiva tetap bergantung pada kebijakan akuntansi masing-masing perusahaan karena semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki maka semakin banyak pula kelompoknya.

Aktiva tetap perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung sifat dan bidang usaha perusahaan tersebut. Ini merupakan bagian penting dari aktiva perusahaan maka nilainya akan signifikan dalam penyajian posisi keuangan.

Nilai yang relatif besar dan jenisnya yang beragam mengharuskan perusahaan hati-hati dalam menggolongkannya. Penggolongan aset tetap dalam perusahaan untuk kepentingan pencatatan akuntansi adalah sebagai berikut.

  • Aset yang umumnya tidak terbatas, misal tanah untuk kantor perusahaan, pertanian, dan peternakan.
  • Aset yang umumnya terbatas dan ketika habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva sejenis, misal bangunan, mesin, alat-alat, dan mebel.
  • Aktiva yang umumnya terbatas dan apabila habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis, misalnya hasil tambang atau sumber daya alam lainnya.

Pengelompokan

Selain itu, menurut Sofyan Safri H, aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa sudut antara lain adalah sebagai berikut.

Sudut Substansi

  • Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, tanah, mesin, gedung, dan peralatan.
  • Intangible assets atau aktiva yang tidak berwujud misal goodwill, paten, copyright, hak cipta, dan franchise.

Sudut Disusutkan atau Tidak

  • Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang bisa menyusut misal building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin), inventaris, dan jalan.
  • Undepreciated plant assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, contohnya land (tanah).

Contoh Aktiva Tetap

Menurut S. Munawir (2007), jenis-jenis aset atau aktiva tetap adalah sebagai berikut:

  • Lahan adalah bidang tanah baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, pencatatan lahan dan bangunan harus dipisahkan.
  • Pengertian gedung dalam akuntansi adalah tempat yang digunakan perusahan sebagai kantor, toko, pabrik, gudang, atau bangunan gedung lainnya.
  • Mesin mencakup peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
  • Semua jenis kendaraan misalnya alat pengangkut, truk, grader, traktor, forklift, dan mobil.
  • Perabot mencakup berbagai perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik dalam suatu bangunan, dan perabotan lainnya.
  • Peralatan yang dianggap adalah alat besar yang digunakan perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, dan inventaris gudang.
  • Perusahaan kadang membuat klasifikasi khusus prasarana yang memasukkan hal-hal seperti jalan, jembatan, roil, dan pagar.

Dari penjabaran contoh aktiva tetap dalam sebuah perusahaan ini, aset tetap juga dapat digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud dan tak berwujud.

1. Contoh Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aset yang mempunyai bentuk fisik dan bersifat relatif permanen. Ada 3 jenis aktiva atau aset tetap berwujud, yaitu:

  • Aktiva dengan sumber penyusutan atau depresiasi misal bangunan atau gedung, peralatan, inventaris, kendaraan, dan mesin-mesin produksi.
  • Aktiva dengan sumber deplesi ataupun penyusutan misal tambang mineral, mineral deposits, atau sumber daya alam lain. Sumber daya alam atau tambang dapat habis melalui kegiatan-kegiatan eksploitasi.
  • Aset tetap yang tidak mengalami penyusutan maupun deplesi adalah tanah yang di atasnya didirikan bangunan perusahaan.

Aktiva atau aset tetap berwujud dapat mengalami penyusutan nilai, berikut ini yang termasuk kelompok aktiva tetap adalah:

  • Gedung dan bangunan
  • Tanah
  • Kendaraan
  • Peralatan
  • Mesin

2. Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud

Aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik. Meski begitu, aset tersebut memiliki manfaat bagi perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, misalnya hak cipta, hak monopoli, hak paten, dan merk dagang.

Aktiva atau aset tetap tak berwujud biasanya merupakan hak-hak usaha yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh dari jenis ini.

  • Lisensi
  • Hak cipta
  • Merk dagang
  • Sistem keamanan
  • Franchise

Karakteristik Aset Tetap

Karakteristik aset tetap menurut Jerry J. Weygandt adalah sebagai berikut:

  • Digunakan dalam kegiatan operasional
  • Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)
  • Bukan produk untuk dijual

Karakteristik aktiva tetap menurut Soemarso S.R adalah sebagai berikut:

  • Masa manfaatnya lebih dari satu tahun
  • Digunakan untuk kegiatan perusahaan
  • Dimiliki tidak untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan
  • Nilainya cukup besar

Cara Memperoleh dan Pencatatannya

Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara memperoleh aktiva atau aset tetap serta cara pencatatannya.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset termasuk harga pada faktur dan biaya yang dikeluarkan.

Apabila dalam pembelian aset ada potongan tunai, potongan tunai tersebut adalah pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang potongan itu didapat atau tidak.

Apabila dalam satu pembelian memperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan masing-masing. Misalnya, pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah.

Dasar alokasi yang digunakan sebisa mungkin dilakukan sesuai harga pasar relatif masing-masing aktiva.

Misalnya, hal pembelian tanah dan gedung, maka dicari harga pasar tanah dan pasar gedung, masing-masing harga pasar dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan.

2. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan tidak boleh menghitung bunga.

Bunga selama masa angsuran baik dinyatakan atau tidak dinyatakan harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang berkaitan dan kreditnya kas sebesar angsuran.

3. Ditukar dengan Surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi.

Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan ditentukan sesuai harga pasar aktiva tersebut.

Jika harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tetap tidak diketahui, maka nilai pertukarannya ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

Nilai pertukaran ini digunakan sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai surat berharga yang dikeluarkan.

Aktiva tetap, misalnya mesinxxxx
Modalxxxx
Agio sahamxxxx

4. Ditukar dengan Aset Tetap Lain

Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan cara menukar atau tukar tambah. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau sebagian yang kekurangannya dibayar tunai.

Pada kondisi seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.

5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh lewat hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, seringkali dibutuhkan biaya, meski jauh lebih kecil dari nilai aset tetap yang diterima.

Jika aktiva tetap dicatat sesuai biaya yang dikeluarkan, maka hal ini menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil.

Untuk menulis keadaan ini, aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung seperti yang lain.

6. Aktiva yang Dibuat Sendiri

Melalui pertimbangan tertentu perusahaan acapkali membuat sendiri aktiva atau aset tetap yang diperlukan misalnya gedung, alat, dan perabot. Pembuatan aktiva ini biasanya untuk mengisi kapasitas atau karyawan yang masih idle.

Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva termasuk bahan, upah langsung, dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva tetap yang dibuat.

Ada 2 cara untuk membebankan biaya factory overhead yaitu:

  • Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat.
  • Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif pembuatan aktiva dan produksi.

Depresiasi atau Penyusutan dalam Akuntansi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva tetap biasanya dilakukan di akhir bulan/akhir tahun.

Dalam akuntansi, ini dilakukan dengan mendebit akun biaya penyusutan dan mengkredit akun akumulasi penyusutan.

Faktor dalam Perhitungan Depresiasi

  • Harga Perolehan
    Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dan menempatkannya sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa dimanfaatkan maka diperlukan sejumlah uang. Pengeluaran sejumlah uang (entah dengan atau tanpa utang) tersebut merupakan harga perolehan dari aktiva tetap.
  • Nilai Sisa (Residu)
    Ini adalah jumlah yang diterima bila suatu aktiva dijual, ditukarkan, atau dengan cara-cara lain, ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarkannya.
  • Taksiran Umur Manfaat
    Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aktiva harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

Metode Depresiasi

Terdapat setidaknya 4 metode depresiasi, yakni:

  1. Metode garis lurus
  2. Metode saldo menurun
    Penyusutan periodik = Tarif penyusutan x Nilai buku awal periode
    Tarif penyusutan = (100% x 2) : Taksiran umur ekonomis
  3. Metode jumlah angka tahun
    (Tahun sisa Penggunaan:Jumlah Angka Tahun) x Harga Perolehan – Nilai residu
    N((n+1):2)
  4. Metode satuan hasil produksi
    Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Sisa):Taksiran Total Hasil Produksi

Dalam beberapa kesempatan pasti dijumpai penjualan aset yang termasuk aktiva tetap. Penjualan aktiva tetap dalam laporan arus kas disajikan sebagai arus kas masuk pada bagian aktivitas investasi. Penyajiannya, dapat ditulis “Penjualan aktiva tetap”.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah lulusan D-3 Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman dan kecintaan di bidang geopolitik, keuangan, pemrograman, digital marketing, dan sosial.