SemutAspal

Pengertian dan Jenis Jenis Konflik di Dunia

Pengertian konflik
Pengertian konflik

Dalam kehidupan sehari-hari, konflik menjadi bagian yang tak terhindarkan karena manusia secara alami merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi. Konflik adalah proses sosial di mana satu pihak berupaya mengatasi pihak lain dengan berbagai cara.

Masalah ini bisa muncul antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, seringkali disebabkan oleh perbedaan yang menyebabkan pertentangan. Meskipun sering dianggap negatif, hal ini juga dapat memiliki dampak positif.

Artikel ini akan menguraikan pengertian, penyebab, dan contoh konflik dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Ayo, mari kita bahas lebih lanjut!

Apa Itu Konflik?

Sebelum kita memasuki pembahasan yang lebih dalam, mari kita jelajahi terlebih dahulu pengertian konflik. Secara etimologis, konflik memiliki akar dari Bahasa Latin, yakni “con” yang berarti bersama, dan “figere” yang berarti memukul.

Menurut KBBI, konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa ini merupakan kondisi di mana terdapat perbedaan pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan, kebutuhan, nilai, yang berbeda, berseberangan, dan tidak sejalan.

Promo garansi Shopee

Dalam studi sosiologi tentang konflik, istilah tersebut merujuk pada proses sosial di mana dua individu atau kelompok saling berusaha mengalahkan satu sama lain dengan membuat lawan menjadi tidak berdaya atau bahkan hancur.

Hal ini umumnya timbul dari perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola perilaku antar individu atau kelompok dalam masyarakat.

Perbedaan ini dapat memuncak menjadi konflik sosial ketika struktur sosial tidak mampu mengakomodasi keragaman yang ada.

Seperti yang sering terjadi di sekitar kita, ini merupakan bagian dari dinamika sosial yang tak terhindarkan. Dalam teori konflik, masyarakat yang plural cenderung mengalami ketidakseimbangan distribusi kekuasaan.

Hal ini mengakibatkan adanya persaingan antar kelompok untuk merebut pengaruh. Kelompok yang merasa memiliki kekuasaan biasanya merupakan kelompok elit yang membuat aturan demi kepentingan mereka sendiri.

Aturan yang dibuat oleh kelompok berkuasa tersebut seringkali berupa hukum yang mengikat kelompok lain agar taat. Persaingan antara kelompok-kelompok inilah yang sering kali memicu permasalahan sosial dalam masyarakat.

Pengertian menurut Para Ahli

Agar kamu dapat lebih memahaminya, berikut adalah beberapa definisi konflik menurut berbagai pakar dalam bidang tersebut:

1. Alo Liliweri

Konflik adalah manifestasi alami dari pertentangan antara individu atau kelompok yang timbul karena adanya perbedaan dalam kepercayaan, sikap, kebutuhan, dan nilai-nilai yang mereka anut.

Dalam interaksi sosial, kamu akan sering menemui situasi ini di mana perbedaan pandangan atau kepentingan dapat menimbulkan gesekan atau ketegangan di antara mereka yang terlibat.

2. De Moor

Dalam konteks sosial, masalah ini muncul ketika individu atau kelompok dalam sistem membiarkan diri mereka dipandu oleh tujuan atau nilai yang saling bertentangan, dan fenomena ini dapat terjadi dalam skala yang luas.

Kamu bisa melihatnya sebagai gejala di mana ada ketidaksepakatan atau ketegangan yang timbul karena perbedaan dalam persepsi, nilai, atau tujuan antara berbagai pihak dalam sistem tersebut.

3. Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin

Istilah “konflik” berasal dari makna perkelahian, peperangan, dan konfrontasi fisik antara pihak-pihak yang terlibat. Ini mencakup situasi-situasi di mana ketegangan atau pertentangan muncul, baik secara verbal maupun non-verbal.

Kamu dapat mengaitkan istilah ini dengan berbagai situasi yang melibatkan perselisihan atau ketegangan antara individu atau kelompok.

4. Lewis A. Coser

Konflik merujuk pada dinamika kompleks di mana terjadi perjuangan antara pihak-pihak yang berbeda terkait nilai-nilai, status, dan kekuasaan. Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan kepentingan sendiri, seringkali dengan upaya meniadakan atau mengurangi kekuatan lawan.

5. M.Z Lawang

Konflik merupakan dinamika sosial yang melibatkan perjuangan dalam memperebutkan status, nilai, dan kekuasaan. Di dalamnya, terdapat tujuan-tujuan yang beragam, tidak hanya sebatas mencari keuntungan, tetapi juga dominasi atas pihak lawan.

Kamu dapat melihat ini sebagai interaksi kompleks antara berbagai kepentingan dan ambisi yang saling bertabrakan.

6. Robert M.Z Lawang

Konflik menjadi panggung di mana terjadi perjuangan memperebutkan hal-hal yang dianggap langka, seperti status, nilai, kekuasaan, dan sebagainya.

Mereka yang terlibat tidak hanya bertujuan untuk meraih kemenangan, melainkan juga untuk mengalahkan pesaing atau lawan mereka. Kamu bisa melihatnya sebagai dinamika yang kompleks dalam upaya memenuhi berbagai kepentingan dan ambisi.

7. Soerjono Soekanto

Konflik merupakan fenomena sosial yang melibatkan individu atau kelompok manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka dengan cara menantang pihak lawan, seringkali disertai dengan kekerasan atau ancaman.

Kamu akan menemukannya dalam berbagai konteks kehidupan, baik itu di tingkat individu maupun kelompok, dan dapat berkembang karena perbedaan kepentingan, nilai, atau sumber daya.

Faktor Penyebab

Beberapa faktor yang menjadi pemicu antara lain:

1. Perbedaan Individu

Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal perasaan dan pendirian, karena setiap manusia adalah unik. Ini berarti bahwa tiap orang memiliki pandangan dan emosi yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan ini sering menjadi pemicu permasalahan sosial, karena dalam interaksi sosial, seseorang tidak selalu sependapat dengan kelompoknya.

Sebagai contoh, saat ada pertunjukan musik di lingkungan tempat tinggal, reaksi tiap orang bisa beragam. Ada yang merasa terganggu karena kebisingan, namun ada pula yang merasa terhibur. Kamu mungkin mengalami hal serupa dalam situasi yang berbeda.

2. Perbedaan Latar Belakang

Seseorang mungkin terpengaruh oleh sudut pandang dan pandangan kelompoknya. Perbedaan dalam pemikiran dan pendirian tersebut sering kali menjadi pemicu masalah. Jadi, penting bagi kamu untuk memahami keragaman pandangan agar menghindari permusuhan yang tidak perlu.

3. Perbedaan Kepentingan

Setiap individu memiliki keunikan dalam perasaan, pandangan, dan latar belakang budaya. Oleh karena itu, dalam situasi yang sama, mereka memiliki kepentingan yang beragam. Terkadang, meskipun bertindak serupa, tujuan mereka bisa sangat berbeda.

Contohnya, dalam konteks penggunaan hutan. Tokoh-tokoh masyarakat menganggap hutan sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya mereka yang harus dilestarikan. Namun, bagi para petani, penebangan pohon dianggap sebagai cara untuk membuka lahan pertanian yang mereka butuhkan.

Di sisi lain, para pengusaha kayu melihat hutan sebagai sumber daya yang bisa dieksploitasi untuk keuntungan finansial dan penciptaan lapangan kerja.

Sementara itu, bagi para aktivis lingkungan, menjaga kelestarian hutan adalah prioritas utama karena hutan merupakan bagian vital dari ekosistem yang perlu dilindungi. Dari contoh tersebut, jelas terlihat perbedaan kepentingan berbagai kelompok masyarakat.

3. Perubahan Nilai

Perubahan adalah hal yang alami dalam kehidupan. Namun, jika perubahan terjadi dengan cepat dan tiba-tiba, bisa menimbulkan permasalahan sosial. Contohnya, di pedesaan yang mengalami industrialisasi tiba-tiba, hal itu bisa memicu konflik.

Nilai-nilai tradisional seperti gotong royong berubah menjadi nilai kontrak kerja dengan gaji sesuai jenis pekerjaan. Hubungan kekerabatan beralih menjadi struktur formal dalam perusahaan.

Perubahan yang tiba-tiba ini bisa mengganggu proses sosial masyarakat. Bahkan, ada yang menolak perubahan karena dianggap mengganggu tatanan hidup yang sudah ada.

Jenis-Jenis

Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat beragam jenis konflik yang sering kamu jumpai.

1. Konflik Pribadi

Salah satu bentuk yang pertama adalah konflik pribadi, yang terjadi antara individu atau antara individu dengan kelompok masyarakat. Perbedaan pandangan antar individu terkait dengan topik tertentu seringkali menjadi pemicu konflik ini.

Contohnya, dalam lingkup pertemanan, keluarga, atau di tempat kerja. Sebagai contoh, ketika sebuah keluarga berselisih pendapat mengenai pembagian warisan. Kamu bisa menemukan konflik pribadi ini di berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

2. Konflik Agama

Salah satu bentuk yang sering muncul adalah konflik agama, yang terjadi antara kelompok dengan kepercayaan dan agama yang berbeda.

Bagi sebagian besar masyarakat, agama merupakan pedoman hidup yang harus diikuti dengan tegas. Ketika ada perbedaan atau pelanggaran terhadap keyakinan tersebut, konflik bisa timbul.

Sebagai contoh, konflik agama yang terjadi di Poso merupakan peristiwa yang berlangsung dalam rentang waktu bertahun-tahun. Konflik tersebut muncul karena Poso awalnya didominasi oleh penduduk beragama Islam.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak penganut agama Kristen yang datang dan menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Meskipun begitu, akhirnya konflik ini dapat diselesaikan melalui upaya mediasi.

Kamu bisa melihat bahwa konflik agama seringkali melibatkan perbedaan keyakinan yang mendalam dan memerlukan pendekatan yang cermat dalam penyelesaiannya.

3. Konflik Rasial

Konflik rasial merupakan bentuk yang timbul antara kelompok ras yang berbeda. Situasi ini terjadi ketika masing-masing kelompok merasa superior dan memprioritaskan kepentingan rasnya sendiri. Sebagai contoh, konflik antara pemuda berkulit putih dan berkulit hitam.

Dampaknya sangat mengkhawatirkan dan dapat memunculkan perpecahan dalam masyarakat. Indonesia sendiri tidak luput dari jenis konflik rasial ini. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami dan berupaya mengatasi konflik semacam ini demi terwujudnya harmoni dan persatuan dalam masyarakat.

4. Konflik Antar Kelas

Salah satu jenis yang terjadi adalah konflik antar kelas sosial, yang sering disebut sebagai konflik vertikal. Konflik semacam ini timbul karena perbedaan kepentingan di antara berbagai kelas dalam masyarakat.

Contohnya adalah protes yang terjadi antara karyawan dan perusahaan, di mana karyawan menuntut kenaikan gaji mereka. Hal ini menunjukkan dinamika sosial yang terjadi dalam struktur masyarakat, di mana kamu dapat melihat bagaimana berbagai kepentingan saling berbenturan.

5. Konflik Sosial

Kehadiran kelompok-kelompok kelas dalam suatu masyarakat bisa menjadi pemicu yang signifikan. Persaingan dan usaha untuk menjaga posisi serta peran dalam struktur sosial seringkali menciptakan gesekan.

Salah satu contoh nyata adalah persaingan antara kelompok yang berada dalam lapisan sosial ekonomi tinggi dan rendah yang berlomba-lomba merebut pengaruh di arena politik. Kamu bisa melihat bagaimana dinamika ini memengaruhi stabilitas dan perkembangan masyarakat.

6. Konflik Politik

Konflik politik merujuk pada benturan pandangan di ranah politik yang sering kali timbul akibat persaingan untuk memegang kendali dalam suatu sistem pemerintahan. Perbedaan ideologi dan kepentingan antar kelompok menjadi pemicu utama.

Contoh konkretnya termasuk pemberontakan PKI di Madiun, peristiwa 30S/PKI, dan pemberontakan DI/TII. Bahkan, hingga kini, sebelum pemilihan umum, kamu masih sering melihat adanya permasalahan politik yang muncul.

7. Konflik Internasional

Konflik internasional melibatkan berbagai kelompok negara karena perbedaan kepentingan. Contoh termasuk ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan, serta perang dengan ISIS dan negara-negara lainnya.

Kamu bisa melihatnya sebagai bentuk persaingan geopolitik yang kompleks dan seringkali memengaruhi stabilitas global.

Cara Mengatasi Konflik

Berikut ini ada beberapa strategi yang dapat kamu terapkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan efektif.

1. Kompetisi

Penyelesaian yang bersifat kompetitif sering disebut sebagai orientasi menang-kalah. Dalam pendekatan ini, terjadi sebuah proses di mana satu pihak mungkin menang, tetapi dengan mengorbankan kepentingan atau kesejahteraan pihak lainnya.

Ini menunjukkan bahwa dalam konteks tersebut, kemenangan seseorang seringkali diimbangi dengan kerugian pihak lain.

2. Akomodasi

Penyelesaian semacam ini menyerupai sebuah pertarungan abstrak di antara dua pihak, yang mungkin menghasilkan penyelesaian di mana satu pihak mendominasi tanpa usaha yang nyata untuk mempertahankan kepentingan kedua belah pihak.

Proses ini sering dikenal dengan strategi perdamaian, di mana keberhasilan penyelesaian lebih sering ditekankan daripada kepuasan kedua pihak. Kamu dapat melihatnya sebagai sebuah dinamika rumit yang menuntut pemahaman mendalam akan perbedaan dan kepentingan yang saling bertentangan.

3. Sharing

Dalam penyelesaian semacam ini, terdapat pihak yang memberikan dan pihak lain yang menerima. Keduanya memiliki pandangan yang moderat, meskipun belum sepenuhnya komprehensif, namun memuaskan dalam konteks penyelesaian.

Kamu akan melihat bahwa dalam proses ini, terjadi pertukaran pemikiran yang konstruktif dan saling memahami di antara kedua belah pihak.

4. Kolaborasi

Ini merupakan salah satu usaha untuk mengatasi masalah dengan cara yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Pendekatan ini melibatkan upaya penyelesaian masalah yang memperhitungkan perspektif dan kepentingan dari kedua pihak yang terlibat.

Dengan demikian, kamu dapat mencapai solusi yang lebih berkelanjutan dan adil.

5. Penghindaran

Penyelesaian ini sering kali melibatkan kurangnya perhatian dari kedua pihak yang terlibat. Hal ini mencerminkan adanya tarik-menarik kepentingan antara kelompok-kelompok tersebut. Kamu dapat melihat bahwa kondisi tersebut melibatkan dinamika yang kompleks di antara para pihak yang terlibat.

Contoh Konflik

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemui konflik terkait anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah untuk membantu keluarganya bekerja. Situasi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah, mengingat pentingnya pendidikan bagi anak-anak usia wajib belajar.

Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2006 mencatat bahwa sekitar 2,8 juta anak telah bekerja, dan banyak di antara mereka yang berusia 9 hingga 15 tahun. Keterlibatan dalam pekerjaan pada usia tersebut berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka.

Meskipun awalnya mereka mungkin hanya ingin membantu keluarga, namun seiring waktu, mereka terjebak dalam pekerjaan tersebut. Akibatnya, banyak di antara mereka yang putus sekolah. Untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) saja tidak cukup.

Pemerintah dan sekolah perlu mempertimbangkan pemberian beasiswa tambahan untuk memenuhi kebutuhan seperti seragam dan alat tulis, sehingga biaya pendidikan tidak menjadi beban berat bagi mereka.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah lulusan D-3 Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman dan kecintaan di bidang geopolitik, keuangan, pemrograman, digital marketing, dan sosial.