SemutAspal

Persebaran Flora di Negara Indonesia

Peta persebaran flora di Indonesia dan contohnya
Peta persebaran flora di Indonesia dan contohnya

Persebaran flora di Indonesia muncul akibat peristiwa geologis jutaan tahun lalu. Beberapa perairan baru yang muncul pada masa itu di sekitar wilayah Indonesia antara lain Laut Arafuru di Dangkalan Sahul dan Laut Jawa di Dangkalan Sunda.

Pembentukan perairan di dangkalan tersebut membuat flora yang awalnya bebas berkembang biak terhalang perubahan kondisi geologi. Lebih dari 10% flora dunia dapat ditemukan di Indonesia.

Bahkan terdapat jenis flora yang sifatnya endemik di Indonesia, artinya flora ini hanya terdapat di Indonesia. Misalnya:

  • Eboni atau kayu hitam (Dyospyros celebica) di Sulawesi Tengah
  • Bunga bangkai (Amorphpophallus titanium) di Sumatera, Jawa, Kalimantan
  • Matoa (Pometia pinnata) di Papua
  • Meranti (Shorea sp.) di Kalimantan Timur

Faktor Persebaran Fauna dan Flora

Beberapa faktor memengaruhi persebaran fauna dan flora di Indonesia. Untuk memastikan kelangsungan hidupnya, penting bagi kita untuk memahami setiap faktor tersebut. Salah satu faktor alami yang memainkan peran penting dalam penyebaran flora di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Air Hujan

Hujan terjadi ketika konsentrasi uap air di atmosfer mencapai tingkat yang signifikan. Akibatnya, hujan memiliki efek transformasional terhadap tingkat kelembapan udara wilayah tertentu, sebuah faktor yang memiliki peran penting dalam menentukan pola persebaran flora dan fauna.

Hujan yang meresap ke dalam tanah berperan penting dalam meningkatkan kandungan nutrisi. Nutrisi ini, yang sering disebut sebagai zat hara, memainkan peran kunci dalam mempertahankan kesehatan dan produktivitas tumbuhan.

Dengan kata lain, curah hujan dapat signifikan meningkatkan potensi pertumbuhan tumbuhan. Selain memberi dampak positif bagi tanaman, hujan juga memegang peranan vital dalam menjaga kehidupan fauna.

Aliran air yang meresap ke dalam tanah menjadi sumber penting bagi kelangsungan hidup fauna, karena memberikan pasokan cairan yang dapat diambil oleh hewan untuk memenuhi kebutuhan hidrasi tubuh mereka.

2. Iklim

Persebaran flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh iklim, yang erat kaitannya dengan pola cuaca dan pergantian musim. Faktor-faktor ini secara signifikan memengaruhi lingkungan dan kelangsungan hidup flora serta fauna.

Kestabilan iklim berkontribusi pada kemampuan fauna dan flora untuk beradaptasi secara efektif. Jika suatu spesies menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungannya, hal ini dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

Maka, penting bagi kita untuk menjaga kelestarian iklim agar fauna dan flora dapat terus hidup dan dilestarikan bagi generasi mendatang.

3. Makhluk Hidup

Makhluk hidup tersebut mencakup manusia, tumbuhan, dan hewan yang memiliki peran sentral dalam menjaga keselarasan ekosistem.

Coba bayangkan implikasinya jika flora tidak ada dalam dunia ini. Fauna akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan oksigen yang esensial, mengakibatkan tantangan besar dalam kelangsungan hidup mereka.

Sebaliknya, flora juga tergantung pada keberadaan fauna. Banyak jenis flora mengandalkan interaksi dengan fauna dan bahkan manusia untuk memfasilitasi proses reproduksi mereka. Di samping itu, manusia berperan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan flora.

Karena ketergantungan ini, hubungan antara manusia, tumbuhan, dan hewan dapat dijelaskan sebagai simbiosis mutualisme, di mana semua pihak saling memberikan manfaat demi kelangsungan hidup dan keberlangsungan ekosistem secara keseluruhan.

4. Jenis Tanah

Kehidupan fauna dan flora dipengaruhi oleh struktur tanah, karena struktur lahan yang optimal akan mendukung sirkulasi udara lebih efisien. Sirkulasi udara yang baik dalam tanah pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan akar tumbuhan yang sehat serta proses pernafasan yang optimal.

Secara umum, komposisi yang mengindikasikan kualitas tanah melibatkan kombinasi bahan anorganik, ruang udara, dan material mineral organik. Ketika ketiga komponen tersebut ada dalam tanah, maka keadaan tanah di area tersebut dapat dianggap optimal.

Peran manusia memiliki dampak penting dalam menjaga kualitas tanah. Maka, sangat penting bagi setiap individu untuk mengurangi perilaku yang berpotensi menghancurkan komposisi tanah, dan bahkan berpotensi mengancam kondisi tanah itu sendiri.

Upaya pencegahan yang dilakukan oleh manusia memiliki dampak besar dalam melestarikan integritas tanah dan lingkungan secara keseluruhan.

5. Topografi

Karakteristik geografis memiliki peran penting dalam mengelola populasi fauna dan flora. Pendekatan yang sesuai dengan topografi suatu wilayah dapat memiliki dampak positif terhadap distribusi makhluk hidup tersebut.

Kesejahteraan fauna dan flora secara signifikan tergantung pada pemahaman tentang topografi tempat mereka tinggal. Sebagai contoh, flora yang teradaptasi untuk tumbuh di dataran tinggi mungkin tidak akan mampu bertahan atau berkembang dengan baik di dataran rendah.

Topografi bukan hanya sekadar latar belakang, melainkan juga menjadi bagian integral dari habitat asli fauna dan flora. Terjadinya perubahan dalam habitat asli ini dapat mengancam keseimbangan distribusi makhluk hidup tersebut.

Oleh karena itu, mempertimbangkan kondisi topografi menjadi krusial dalam usaha menjaga kelangsungan dan distribusi flora serta fauna.

6. Suhu Udara

Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, fauna dan flora sangat tergantung pada suhu udara di lingkungan tempat mereka tinggal. Suhu udara yang optimal memiliki peran penting dalam memastikan fungsi pernapasan yang efisien bagi fauna dan flora.

Keadaan suhu yang berada dalam kisaran normal memiliki dampak positif terhadap kemampuan fauna dan flora dalam beradaptasi. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar organisme tidak dapat bertahan hidup di bawah kondisi suhu ekstrem yang bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Perubahan suhu yang ekstrem cenderung terjadi akibat adanya pemanasan global dan pencemaran lingkungan. Kedua faktor ini memiliki akar penyebab dalam perilaku dan aktivitas manusia yang merugikan.

Oleh karena itu, upaya mengurangi perilaku buruk dan sikap serakah manusia menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan persebaran flora dan fauna.

7. Angin

Angin memainkan peran krusial dalam menjaga kelangsungan hidup fauna dan flora, utamanya dalam mendukung proses pernapasan.

Tidak hanya itu, angin juga memegang peranan yang signifikan dalam penyebaran biji-bijian dari tumbuhan, yang pada akhirnya memberikan manfaat penting bagi beragam hewan. Oleh karena itu, angin memiliki peran sentral dalam proses persebaran flora dan fauna.

Selain fungsinya yang sudah disebutkan, angin juga berperan sebagai agen untuk memindahkan uap air, memfasilitasi penciptaan karbon dioksida, serta memiliki peran kunci dalam pengaturan tingkat kelembapan.

Terdapat keterkaitan yang erat antara adanya angin dan keberadaan flora serta fauna dalam suatu wilayah. Dengan minimnya angin di suatu daerah, kemungkinan besar akan sulit ditemukan fauna dan flora yang mampu bertahan hidup dalam kondisi itu.

8. Cahaya Matahari

Radiasi matahari sebagai sumber utama penerangan memiliki peranan penting dalam kelangsungan banyak jenis fauna dan flora. Matahari tidak hanya berperan dalam memfasilitasi proses fotosintesis pada sebagian besar flora, tetapi juga berfungsi sebagai penyedia kehangatan alami bagi fauna.

Namun, penting untuk dicatat bahwa paparan matahari perlu diatur dengan baik. Sinar matahari yang berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan suhu lingkungan yang berpotensi merugikan fauna dan flora.

Di sisi lain, kurangnya paparan matahari dapat mengakibatkan penurunan suhu yang dapat membahayakan makhluk hidup dan menghambat proses fotosintesis pada flora.

Tidak hanya itu, distribusi fauna dan flora juga terpengaruh oleh pola pencahayaan. Penempatan dan karakteristik cahaya matahari pada suatu wilayah dapat memengaruhi pola persebaran makhluk hidup, baik secara mikro maupun makro.

Wilayah Persebaran Flora di Indonesia

Di Indonesia, kamu dapat menemukan berbagai macam tumbuhan yang menyebar luas, termasuk yang tumbuh di hutan musim, hutan hujan tropis, hutan bakau (mangrove), dan sabana tropis.

1. Hutan Musim

Hutan musim di Indonesia terbagi menjadi dua jenis utama, yakni hutan musim gugur yang terletak pada ketinggian 800 meter, dan hutan musim hujan yang berlokasi di elevasi yang lebih tinggi, melebihi 1.200 meter.

Wilayah persebaran hutan musim di Indonesia meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga mencakup Kepulauan Nusa Tenggara. Komposisi flora dalam hutan musim Indonesia umumnya terdiri dari jenis-jenis seperti hutan pinus dan hutan jati.

2. Hutan Hujan Tropis

Wilayah dengan ketinggian 50 meter ini kaya dengan flora dan keadaan di bawahnya sangat rindang. Hutan heterogen tumbuh di daerah hutan hujan tropis karena variasi floranya yang beragam. Sebagian besar flora Indonesia tersebar di kawasan hutan hujan tropis.

Daerah persebaran hutan hujan tropis berada di pulau-pulau Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Provinsi Banten, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan provinsi-provinsi di Papua.

3. Sabana Tropis

Sabana merupakan padang rumput yang hanya memiliki semak dan beberapa spesies tanaman yang tumbuhnya menyebar, misal pohon akasia dan palem. Wilayah sabana biasanya terletak di daerah beriklim subtropis dan tropis.

Benua yang terdapat sabana adalah Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Rendahnya curah hujan merupakan pendorong terciptanya sabana, sehingga tempat ini dianggap sebagai padang rumput tropis. Iklim di sini tidak terlalu basah seperti hutan, tapi juga tidak cukup kering seperti gurun pasir.

Salah satu daerah persebaran pohon akasia di Indonesia yaitu Kepulauan Maluku. Beberapa wilayah di Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua juga merupakan wilayah persebaran sabana di Indonesia.

4. Hutan Bakau

Hutan mangrove, yang tumbuh berkembang di wilayah pantai, khususnya di sekitar teluk dan muara sungai, dapat dikenali melalui ciri-ciri berikut:

  • Kehadiran struktur tajuk tidak terbentuk
  • Tidak terpengaruh oleh fluktuasi iklim
  • Tanahnya tergenang oleh air laut
  • Terletak di dataran rendah di sepanjang garis pantai
  • Rentan terhadap pengaruh pasang surut air laut
  • Komposisi tumbuhan mencakup berbagai jenis seperti Bruguiera sp., Avicenia sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., Xylocarpus sp., dan Nypa sp.

Persebaran hutan mangrove di Indonesia meliputi pantai timur Sumatera, pantai barat dan utara Sulawesi, pantai utara Jawa, pesisir Kaimana dan teluk Bintuni di Papua. serta pesisir Kalimantan.

Persebaran Flora di Indonesia

Indonesia digolongkan menjadi empat kelompok wilayah flora utama yang berbeda. Persebaran flora Indonesia daeri wilayah barat ke timur adalah sebagai berikut.

1. Flora di Papua

Sebagian besar bagian Papua memiliki hutan hujan tropis yang khas. Berbeda dengan Indonesia bagian barat, vegetasi di daerah ini memiliki karakteristik hutan hujan tropis yang mirip dengan yang ditemukan di Australia bagian utara.

Kawasan ini mencakup Pulau Papua serta beberapa pulau di sekitarnya. Beberapa contoh flora yang dapat ditemukan di daerah ini meliputi:

  • Casuarina equisetifolia
  • Ficu
  • Symplocos cochinchinensis
  • Podocarpus
  • Poanicicola
  • Rhododendron culminicolum
  • Nypa fructicans
  • Nauclea coadunata
  • Terminalia canaliculata
  • Rhizophora apiculata
  • Calophyllum inophyllum

Salah satu ciri flora yang dapat ditemukan di wilayah Papua adalah tumbuhan sagu serta ekaliptus, yang secara khusus dikaitkan dengan tipe tumbuhan yang umumnya tumbuh di Queensland, Australia.

2. Flora di Sumatera-Kalimantan

Daerah yang termasuk wilayah ini adalah Pulau Kalimantan serta Sumatera dan beberapa pulau di sekitarnya, misalnya Enggano, Nias, Belitung, Bangka, dan Kep. Riau. Sebagian besar wilayah ini memiliki hutan hujan tropis. Ragam tumbuhan yang dijumpai di wilayah Sumatra-Kalimantan meliputi:

  • Jamur dan paku-pakuan
  • Berbagai jenis lumut (Bryophyta)
  • Tumbuhan meranti
  • Epifit beragam seperti anggrek dari keluarga Orcidaceae
  • Tumbuhan endemik meliputi bunga bangkai (Amorphophallus titanum) dan Raflesia Arnoldi. Kedua jenis tumbuhan ini tersebar di kawasan Bukit Barisan, mulai dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Lampung. Selain itu, bunga bangkai bisa hidup di Pulau Kalimantan dan Jawa.

3. Flora di Bali dan Jawa

Wilayah yang termasuk dalam cakupan ini meliputi Pulau Jawa, Bali, Madura, serta pulau-pulau di sekitarnya, termasuk Kepulauan Seribu dan Kepulauan Karimunjawa.

Secara mayoritas, hutan tropis ini terletak di Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat. Ketiga daerah tersebut merupakan wilayah hutan musim tropis yang mengalami kerontokan daun saat kemarau.

Terdapat flora khas yang mendominasi hutan musim tropis ini, di antaranya pohon jati. Sebagai contoh, flora yang tumbuh di hutan hujan tropis yang meranggas antara lain pohon jati dan pohon kepel.

4. Daerah Flora Wallacea

Daerah ini ditandai oleh kondisi iklim yang kering dengan tingkat kelembapan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Salah satu contoh tumbuhan yang tumbuh di sana adalah tanaman sagu.

Wilayah ini meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Pulau Timor, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Di Kepulauan Wallacea, berbagai pola vegetasi dapat ditemukan, antara lain:

  • Vegetasi sabana yang mendominasi Kepulauan Nusa Tenggara.
  • Di daerah pegunungan Sulawesi, terdapat vegetasi hutan pegunungan yang kaya.
  • Kepulauan Maluku memiliki vegetasi hutan campuran yang mencakup beragam rempah-rempah seperti pala, cengkih, dan kayu manis. Tanaman seperti kenari, kayu eboni, dan lontar juga menjadi ciri khas vegetasi di wilayah ini.

Penutup

Seperti itulah daerah persebaran flora di Indonesia. Unsur klimatik yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan. Semoga artikel ini bisa membantu jika ada tugas dan juga menambah wawasan kita bersama.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.