- Bagaimana struktur teks eksposisi?
- Apa saja ciri-ciri teks eksposisi yang benar?
- Berikan contoh artikel dengan struktur eksposisi!
- Di bawah ini merupakan struktur eksposisi adalah ….
- Berikut ini yang termasuk struktur eksposisi adalah ….
Jika kamu dapat tugas dari sekolah dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu, kali ini saya akan bahas masalah eksposisi, dari pengertian, strukturnya, hingga contoh artikel yang memperkuat pemahaman.
Pengertian Teks Eksposisi
Apa yang dimaksud dengan teks eksposisi? Kata eksposisi berakar dari kata bahasa Inggris expose yang berarti membuka, menyingkap, atau membongkar lebih jelas. Jadi, pengertian teks eksposisi adalah teks yang menyampaikan informasi secara padat, singkat, mendalam, dan akurat.
Kamu dapat menemukan contoh eksposisi dalam petunjuk penggunaan dan juga dalam berita yang diterbitkan dalam koran. Teks eksposisi menyingkap suatu permasalahan dari sumbernya dan itu berupa fakta.
Unsur-Unsur Teks Eksposisi
Setelah mengetahui pengertiannya, kamu harus tau unsur-unsur teks ini. Suatu teks dikelompokkan sebagai teks eksposisi, jika terdapat dua unsur utama, yaitu gagasan dan fakta. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua unsur dari teks tersebut.
- Gagasan
Unsur pertama yang harus dipenuhi adalah adanya gagasan dalam bentuk penilaian, komentar, maupun saran terkait suatu topik permasalahan. - Fakta
Unsur kedua adalah menyampaikan fakta. Sebagai teks nonfiksi, jenis teks ini menyajikan informasi sesuai fakta yang benar-benar terjadi. Fakta dalam teks ini biasanya berupa informasi terkait kejadian mulai dari waktu, tempat, penyebab, hingga pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi mengandung tiga bagian vital yaitu tesis, argumentasi, serta penegasan ulang. Penjelasan masing-masing struktur teks adalah sebagai berikut:
1. Tesis
Tesis (disebut juga “pembuka”) dalam teks eksposisi adalah bagian yang berisikan pernyataan pendapat atau pandangan penulis tentang suatu permasalahan berdasarkan fakta di lapangan.
2. Argumentasi
Argumentasi adalah bagian yang menerangkan beragam argumen yang disertai beberapa fakta pendukung maupun pengalaman pribadi penulis sendiri.
3. Penegasan Ulang
Penegasan ulang gagasan (disebut juga “reiteration”) merupakan bagian akhir teks yang berupa penegasan kembali disertai fakta yang telah disampaikan. Penegasan ulang dalam teks eksposisi bertujuan untuk menguatkan pendapat.
Contoh kesimpulan yang dapat digunakan dalam teks eksposisi yaitu “Dengan begitu, ada baiknya siswa ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.” Kalimat tersebut memuat kesimpulan dengan ditandai adanya konjungsi antarkalimat “dengan demikian”.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
Pengembangan artikel eksposisi biasanya dibuat dengan memiliki ciri dan karakteristik yang antara lain:
- Benar-benar bersifat netral dan obyektif
- Dilengkapi data akurat dan riil
- Ditulis secara lugas dan dengan bahasa baku
- Dibuat untuk menjelaskan informasi berbasis pengetahuan
- Memakai fakta untuk alat pembuktian
- Gaya bahasa yang dipakai bersifat persuasif
- Tidak berpihak dan tidak memaksakan pendapat penulis
- Paragraf eksposisi akan menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa
Tujuan Teks Eksposisi Dibuat
Dibuatnya artikel eksposisi bertujuan guna memaparkan informasi sehingga pembacanya mendapatkan wawasan dan pengetahuan secara rinci tentang suatu permasalahan atau kejadian yang sedang terjadi.
Jenis Teks Eksposisi
Jenis teks ini dikelompokkan menjadi 9, antara lain: teks eksposisi berita, definisi, proses, ilustrasi, klasifikasi, perbandingan, analis, laporan, dan pertentangan.
- Teks eksposisi berita berisikan informasi terkait suatu kejadian yang sedang terjadi. Jenis teks berita ini dijumpai dalam surat kabar, baik koran maupun majalah.
- Teks eksposisi definisi merupakan jenis paragraf eksposisi untuk menjelaskan makna atau definisi dari suatu konsep atau objek.
- Teks eksposisi proses membagikan langkah-langkah melakukan suatu hal dari langkah awal sampai selesai.
- Teks eksposisi ilustrasi merupakan jenis teks yang digunakan untuk menyajikan informasi dan penjelasan dengan tujuan memberi gambaran yang jelas dan mudah dimengerti mengenai suatu permasalahan atau topik.
- Teks eksposisi klasifikasi adalah jenis teks tentang pengelompokkan suatu hal.
- Teks eksposisi perbandingan membagikan ide dan gagasan dengan perbandingan.
- Teks eksposisi analisis adalah jenis teks yang menguraikan bagaimana suatu masalah dapat dipecahkan atau dijelaskan dengan cara memisahkan masalah tersebut dari gagasan pokok ke dalam beberapa sub bab, lalu mengembangkannya secara berurutan.
- Teks eksposisi pertentangan memaparkan pertentangan antar obyek. Jenis teks ini biasa memakai frasa penghubung “sebaliknya”, “meski begitu”, atau “akan tetapi”.
- Teks eksposisi laporan mengemukakan laporan tentang suatu penelitian.
Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Komponen linguistik dalam kalimat eksposisi merujuk pada aturan linguistik yang dipakai untuk menyusun teks eksposisi. Aturan linguistik dalam teks eksposisi mencakup berbagai aspek sebagai berikut.
1. Pronomina
Pronomina merupakan kata ganti benda, orang, maupun nomina yang dipakai saat pendapat pribadi dipaparkan. Terdapat dua jenis pronomina yang bisa digunakan, yakni:
- Pronomina persona adalah kata ganti perseorangan maupun kelompok.
- Persona tunggal: aku, kamu, saudara, saudari, bapak, ibu, kakanda, adinda, mas, mbak, kakak, -nya, -ku, -mu
- Persona jamak: kita, kalian, kami, mereka, para, hadirin
- Pronomina nonpersona adalah kategori kata ganti yang tidak merujuk kepada orang, mencakup pronomina penanya maupun pronomina petunjuk.
- Pronomina penunjuk: itu, ini, situ, sini, sana
- Pronomina penanya: siapa, apa, mana
2. Konjungsi
Apa kegunaan konjungsi bagi teks eksposisi? Konjungsi, yang juga sering disebut sebagai “kata hubung,” memiliki peran penting pada teks eksposisi guna meningkatkan kekuatan argumen. Kata hubung sering digunakan bersama dengan konjungsi sejenis dalam kalimat yang memiliki keterkaitan.
Dalam teks eksposisi, berbagai jenis konjungsi dapat digunakan bersama-sama untuk menciptakan keselarasan dalam makna dan struktur. Ada beberapa jenis konjungsi untuk digunakan dalam kalimat eksposisi:
- Konjungsi waktu: lalu, sesudah, sebelum setelah, kemudian, setelah itu
- Konjungsi gabungan: dan, serta, dengan
- Konjungsi pertentangan: tetapi, akan tetapi, sedangkan, namun, melainkan
- Konjungsi pilihan: atau
- Konjungsi perincian: adalah, merupakan, ialah, yaitu, yakni, antara lain
- Konjungsi persyaratan: jikalau, jika, asalkan, apabila, bilamana, bila
- Konjungsi penjelasan: bahwa
- Konjungsi perbandingan: bagai, serupa, seperti, ibarat
- Konjungsi pembatasan: asal, asalkan, kecuali, selain
- Konjungsi tujuan: untuk, agar, supaya
- Konjungsi sebab-akibat: karena, sehingga, sebab, akibatnya, akibat
- Konjungsi penegasan atau penguatan: apalagi, hanya, bahkan, itu pun, lagi pula
- Konjungsi penyimpulan: oleh sebab itu, dengan demikian, jadi, oleh karena itu
3. Kata Leksikal Tertentu
Teks eksposisi menggunakan kata leksikal tertentu, sebuah istilah sesuai kamus. Leksikal adalah suatu hal yang berhubungan dengan kata, kosa kata, atau leksem. Istilah leksikal ini termasuk hal-hal berikut ini:
- Nomina merupakan kata benda nyata maupun abstrak. Nomina dapat berperan sebagai subyek. Contohnya: kursi, gubuk, kucing, kekuatan, perbuatan, dan gawai.
- Verba merupakan kata aksi, proses, maupun keadaan non-sifat. Verba berperan sebagai predikat dalam sebuah kalimat. Contohnya: menendang, datang, merangkak, berjalan, dan menuruni.
- Adjektif merupakan kata keadaan atau sifat benda, orang, dan binatang. Misalnya: manis, ganteng, keren, indah, berlebihan, keras, luas, panjang, negatif, positif, keruh, teliti, panas.
- Adverbia merupakan kata keterangan waktu, tempat, alat, suasana, dan cara. Misalnya: dari-, di-, ke-, mana, sini, sana, ketika, saat, mula-mula, dan dengan.
4. Kata-Kata yang Menyatakan Kronologis
Teks eksposisi memakai kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis, istilah yang menyatakan keterangan waktu. Teks eksposisi juga menggunakan kata-kata yang menyatakan perbandingan atau pertentangan sebagai penegasan hubungan kronologis.
Poin ini sangat terkait dengan poin penggunaan konjungsi yang telah di bahas sebelumnya. Beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan waktu kronologis kejadian adalah akhirnya, namun, sebelum itu, kemudian, sebaliknya, berbeda halnya.
5. Kata Kerja Mental
Teks eksposisi juga memakai kata kerja mental yang digunakan untuk mendeskripsikan perasaan. Jenis kata ini misalnya menyimpulkan, memperkirakan, memprihatinkan, mengharapkan. mengagumkan, menyedihkan, mengasumsikan, menduga, dan menjelaskan.
6. Kata-Kata Rujukan
Karena harus memuat fakta, teks eksposisi sering menggunakan kata-kata rujukan untuk menguatkan pendapat yang dibagikan. Kata ini misalnya menurut data, berdasarkan, merujuk pada, dan kata lain yang senada dengan itu.
7. Kata-Kata Persuasif
Teks eksposisi juga memakai kata-kata persuasif untuk mengajak dan memengaruhi pembaca. Kata-kata yang bisa dipakai untuk mempersuasi antara lain sebaiknya, diharapkan, perlu, hendaklah, dan harus.
8. Kata-Kata Denotatif
Teks eksposisi juga bisa memakai kata-kata denotatif untuk memperkuat penjelasan terkait suatu hal. Kata denotatif adalah bentuk kata yang belum mengalami perubahan atau penambahan makna.
Cara Membuat Teks Eksposisi
Berikut akan dijelaskan tentang cara membuat teks eksposisi. Secara sederhana kamu akan melalui tahap penentuan tema, pengumpulan data, pembuatan kerangka, dan pengembangan.
- Tentukan Tema
Di awal, kamu harus menentukan tema utama teks eksposisi. Dengan adanya tema, maka arah tulisanmu akan menjadi lebih jelas. Pada akhirnya, pesan dari teks eksposisi buatanmu akan diterima pembaca. - Kumpulkan Sumber
Kumpulkan data dari berbagai sumber yang bisa kamu akses, baik itu buku maupun informasi dari internet. Usahakan untuk mendapatkan data terbaru dan relevan dengan keadaan terkini. - Buat Kerangka Tulisan
Setelah mendapatkan keduanya, kamu bisa membuat kerangka tulisan. Ini penting supaya teks eksposisi buatanmu tetap pada topik dan tidak terlalu melebar. - Kembangkan
Ketika semuanya sudah siap, kembangkan tulisan tersebut menjadi sebuah teks eksposisi yang utuh dengan berbagai data yang telah kamu dapatkan sebelumnya.
Pola Pengembangan
Untuk pengembangan sebuah teks eksposisi, kamu bisa berpegang pada pola-pola tertentu yang terbukti berhasil menceritakan suatu peristiwa secara utuh. Berikut adalah pola pola pengembangan itu.
1. Umum-Khusus
Polanya berupa paragraf deduktif karena paragraf diawali ide pokok dan dilanjutkan kalimat penjelas. Contoh penggunaan pola paragraf umum ke khusus:
.dapus { box-shadow:0px 10px 20px 5px antiquewhite; padding: 2em 2em 1em 2em; margin-bottom: 2em;Meski kopi tidak dianggap sebagai minuman yang secara umum dikaitkan dengan kesehatan, penelitian di Italia telah menemukan bahwa kopi sebenarnya dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan gigi.
Carlo Pruzzo, seorang peneliti asal Universitas Ancona, menerangkan bahwa senyawa yang terdapat dalam kopi memiliki kemampuan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri yang dapat menempel pada gigi tiruan atau gigi palsu.
Temuan ini menunjukkan bahwa kandungan dalam kopi dapat efektif dalam melawan bakteri yang berpotensi merusak kesehatan gigi.
Paragraf tersebut dimulai dengan menyampaikan ide pokok bahwa kopi memiliki manfaat positif bagi kesehatan gigi. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelasan yang merinci manfaat tersebut. Kalimat ketiga serta keempat menjelaskan fakta yang telah disebutkan dalam kalimat kedua secara lebih rinci.
2. Khusus-Umum
Jenis pola ini adalah kebalikan pola pengembangan yang sering digunakan, yaitu pola umum-khusus, di mana kita lebih sering melihat pengembangan dari hal yang umum menjadi hal yang lebih spesifik. Pola pengembangan khusus ke umum adalah sebuah paragraf induktif.
Paragraf induktif memiliki kalimat pertama sebagai kalimat penjelas dan paragraf terakhir sebagai kalimat utama yang berisi gagasan pokok dan juga simpulan. Berikut contoh paragraf teks eksposisi khusus ke umum:
Semakin banyak remaja yang mulai tertarik pada gerakan pecinta alam yang mendasarkan diri pada prinsip “mencintai kelestarian lingkungan”. Kelompok-kelompok pecinta lingkungan ini seringkali terdiri dari pelajar SMP dan SMA sebagai anggotanya.
Keberanian dalam penelitian ilmiah pun makin populer, khususnya di jenjang SMA. Hal semacam ini membuktikan bahwa remaja seharusnya tidak selalu dipandang negatif.
Paragraf ini menggambarkan minat remaja dalam gerakan pencinta alam, dengan fokus pada upaya mereka dalam melakukan penelitian ilmiah yang terkait dengan masalah alam. Akhir paragraf menyatakan ide pokok beserta simpulan tentang fenomena tersebut.
3. Ilustrasi
Pada pola pengembangan teks eksposisi ini, gagasan utama di awal akan diikuti beberapa ilustrasi pendukung gagasan utama.
Ilustrasi yang dituliskan merupakan data pengalaman penulis yang bisa memperkuat gagasan. Berikut beberapa contoh paragraf eksposisi pola pengembangan ilustrasi:
Olah raga adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menyehatkan badan. Dengan berolah raga, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit. Misalnya, dengan berenang, kita bisa menjaga kesehatan organ pernafasan. Jenis olahraga lain pun dapat menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Paragraf tersebut memiliki gagasan utama yaitu, olahraga adalah kegiatan untuk menyehatkan badan. Kalimat berikutnya memberikan ilustrasi tentang renang yang bisa menjaga kesehatan paru-paru yang kita gunakan untuk bernafas.
4. Perbandingan
Setiap kalimat dari jenis pola pengembangan ini adalah kalimat penjelas yang meyakinkan pembaca. Gagasan pokok yang diangkat biasanya terkait sebuah keadaan, benda, atau hal lain yang punya perbedaan maupun persamaan.
Berikut satu contoh paragraf teks eksposisi dengan pola pengembangan perbandingan:
Minuman dari bahan susu kedelai adalah sumber protein, meskipun jumlah protein dalam susu kedelai lebih rendah daripada susu sapi. Berdasar penelitian, susu kedelai mengandung hanya 6,73 gram protein, sedangkan susu sapi memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu sekitar 8,02 gram.
Pada kalimat pertama, kamu sudah membaca perbandingan jumlah protein pada susu kedelai dan susu sapi. Kalimat berikutnya memperkuat dengan data yang dibahas di kalimat pertama.
Contoh Artikel atau Paragraf Teks Eksposisi
Agar dapat memahami lebih dalam mengenai bagian struktur kalimat eksposisi, berikut ada contoh artikel berita dengan tema lingkungan yang termasuk kalimat eksposisi.
1. Contoh Teks Eksposisi Singkat tentang Lingkungan Sekolah
Tesis:
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang bisa membuat nyaman warga sekolah, termasuk juga hewan dan lingkungan sekolah tersebut. Setiap lembaga pendidikan tentu harus selalu berupaya menjaga kebersihan.
Penting bagi sekolah untuk secara teratur mengadakan kompetisi kebersihan kelas sebagai insentif bagi anggota komunitas sekolah.
Beberapa tindakan yang sebaiknya diambil demi kebersihan lingkungan sekolah melibatkan kegiatan seperti membuang sampah di tempat sampah, membersihkan ruang kelas secara berkala, dan merawat ruang terbuka hijau di sekolah.
Argumentasi:
Setiap kelas biasanya membuat pembagian jadwal piket kebersihan kelas sebagai upaya menjaga lingkungan kelasnya, sambil menanamkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.
Biasanya, petugas piket memiliki tanggung jawab seperti membersihkan kelas, menghapus tulisan dari papan tulis, menjaga kebersihan jendela, serta menyiapkan peralatan tulis yang akan digunakan oleh guru.
Pada akhir pekan, sekolah menjalankan program bersih-bersih sekolah. Semua anggota sekolah berpartisipasi dalam kerja bakti bersama membersihkan lingkungan sekitar setelah kegiatan belajar mengajar berakhir.
Selain dari efek positifnya dalam menjaga kebersihan sekolah, program ini juga berkontribusi dalam memperkuat ikatan dan hubungan di antara anggota komunitas sekolah.
Penegasan Ulang:
Kerapian dalam lingkungan sekolah adalah elemen integral yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan di sekolah. Dan bahkan jadi faktor utama kenyamanan selama di sekolah. Kebersihan sekolah juga akan menjaga kesehatan seseorang.
2. Realita Hukum di Indonesia
Tesis:
Jika mengacu pada hukum yang tercantum dalam Undang-Undang, diketahui bahwa terdapat berbagai hukuman bagi pelaku berbagai tindak kejahatan. Sayangnya, realitanya banyak ketidakadilan hukum, terutama bagi rakyat. Hukum terasa tegas bagi rakyat bawah, namun tumpul berhadapan dengan koruptor.
Argumentasi:
Seperti telah banyak dilaporkan oleh media utama, menjadi umum diketahui bahwa hukuman yang diterima oleh koruptor seringkali dianggap terlalu ringan, tak sebanding dengan dampak kerugiannya.
Bahkan ada beberapa koruptor yang mendapatkan fasilitas yang cukup mewah selama masa tahanan. Di sisi lain, pelaku kecil seperti maling ayam bisa menghadapi tindakan keras dari masyarakat atau mendapatkan hukuman lebih berat dibandingkan dengan koruptor.
Penegasan Ulang:
Sistem hukum di negeri ini terkadang tampak memberikan perlakuan yang tidak proporsional terhadap warga biasa. Sebagai contoh, dalam kasus Nenek Asyani yang dituduh mencuri kayu, ancaman hukumannya adalah lima tahun kurungan.
Catatan:
Struktur yang membahas gagasan utama atau prediksi penulis mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada kenyataan, fakta, dan non-fiksi disebut kesimpulan.
Baca juga artikel terkait lainnya di SemutAspal:
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.