SemutAspal

Distribusi: Pengertian, Jenis, Saluran, Tujuan

Pengertian distribusi
Pengertian distribusi

Pasti kamu pernah melihat atau bahkan berinteraksi dengan seseorang yang membawa suatu produk dan menawarkannya kepada kamu atau orang lain. Nah, tindakan semacam ini merupakan bagian dari aktivitas distribusi.

Dalam dunia ekonomi, istilah distribusi telah menjadi aspek penting terutama dalam ranah pemasaran. Penting bagi kamu yang berkeinginan menjadi seorang pengusaha untuk memahami konsep sistem distribusi.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan distribusi? Mengapa sistem distribusi memiliki peran krusial dalam pemasaran suatu produk? Ayo, mari kita eksplorasi lebih lanjut penjelasannya!

Pengertian Distribusi

Menurut Oentoro (2010), distribusi adalah serangkaian kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menyampaikan produk dari produsen hingga konsumen dengan lancar dan efisien, memperhatikan berbagai faktor seperti jenis produk, jumlah, harga, lokasi, dan waktu.

Sementara menurut Basu Swastha, distribusi didefinisikan sebagai rangkaian saluran pemasaran yang digunakan oleh produsen untuk mengantarkan produknya kepada industri atau konsumen. Saluran distribusi melibatkan produsen, konsumen, dan distributor.

Assauri menyatakan bahwa distributor berperan dalam memindahkan produk dari sumbernya hingga ke tangan konsumen akhir melalui saluran yang tepat pada waktu yang sesuai.

Soekartawi menambahkan bahwa kegiatan distribusi mencakup proses pengiriman barang dan jasa agar dapat sampai kepada konsumen, menekankan pentingnya peran distributor dalam memastikan ketersediaan produk bagi konsumen.

Kesimpulannya, distribusi memainkan peran penting dalam memastikan produk dapat tersedia bagi konsumen yang membutuhkannya, di mana pelaku kegiatan ini dikenal sebagai distributor.

Untuk memastikan alur distribusi berjalan lancar, perlu memperhatikan aspek fisik dan non-fisik, seperti lokasi dan pemahaman mengenai kebutuhan konsumen oleh produsen dan konsumen.

Jenis Saluran

Dalam rangka yang sederhana, distribusi terbagi menjadi tiga jenis utama: langsung, semi langsung, dan tidak langsung.

1. Distribusi Langsung

Penyaluran ini terjadi secara langsung antara produsen dan konsumen. Sebagai contoh, petani sayur menjual hasil panennya secara langsung di pasar kepada konsumen.

2. Distribusi Semi Langsung

Proses ini dilakukan dengan melibatkan perantara agar produk dari produsen dapat diterima oleh konsumen. Sebagai contoh, seorang penerbit majalah menjual majalahnya melalui sales untuk memastikan sampainya ke tangan konsumen.

3. Distribusi Tidak Langsung

Proses ini melibatkan beberapa perantara sehingga produk tidak dapat langsung diterima oleh konsumen dari produsen. Sebagai contoh, sebuah pabrik minuman menjual produknya kepada konsumen melalui agen atau tenaga penjualan yang bertindak sebagai perantara.

Alur penyaluran umumnya terdiri dari produsen yang menjual produknya kepada pedagang besar, kemudian pedagang besar tersebut menjualnya kepada pedagang kecil, selanjutnya produk tersebut sampai ke tangan pedagang eceran sebelum akhirnya dijual kepada konsumen.

Saluran dalam Distribusi

Menurut Suhardi Sigit, saluran distribusi merupakan jaringan perantara yang menghubungkan antara pembeli dan penjual dalam proses pemindahan barang, baik secara fisik maupun kepemilikan, dari produsen hingga konsumen akhir.

Dalam kegiatan penyaluran ini, saluran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu pedagang dan perantara khusus.

1. Pedagang

Seorang pedagang merupakan individu atau entitas yang memperoleh keuntungan dengan membeli dan menjual suatu produk tanpa mengubah sifatnya kepada konsumen. Pedagang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Pedagang grosir: mereka membeli barang dalam jumlah besar dan menjualnya kembali kepada pedagang lain.
  2. Pedagang eceran: mereka membeli barang dan menjualnya langsung kepada konsumen. Umumnya, mereka membeli barang dalam jumlah besar dari produsen dan menjualnya dalam jumlah yang lebih kecil kepada konsumen.

2. Perantara Khusus

Perantara khusus memiliki peran serupa dengan penjual, namun tidak sepenuhnya bertanggung jawab jika produk tidak terjual. Perantara khusus memiliki beberapa jenis, di antaranya:

  1. Agen (Dealer): bertindak sebagai perantara resmi pemasaran untuk perusahaan di suatu wilayah.
  2. Broker (Makelar): menghubungkan penjual dan pembeli untuk menyelesaikan kontrak tertentu.
  3. Komisioner: melakukan pemasaran atas namanya sendiri dan bertanggung jawab secara personal.
  4. Eksportir: bertugas mendistribusikan produk ke luar negeri.
  5. Importir: mengimpor produk dari luar negeri ke dalam negeri.

Tujuan Distribusi

Ada beberapa tujuan penting dalam penyaluran:

  • Memastikan kelangsungan produksi suatu produk.
  • Mengantarkan produk atau jasa kepada konsumen dengan tepat.
  • Mempertahankan stabilitas sistem ekonomi dan bisnis.

Fungsi

Ada beberapa peran penting yang dimainkan oleh distribusi dalam sebuah sistem.

1. Pengangkutan

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan produk juga meningkat. Fenomena ini mendorong perlunya penyaluran produk ke berbagai lokasi, yang memerlukan sarana transportasi untuk mengantarkan barang kepada konsumen.

2. Penjualan

Dalam ranah pemasaran barang, upaya penjualan produk oleh produsen merupakan hal yang tak terhindarkan. Proses pengalihan hak kepemilikan dari produsen kepada konsumen umumnya terjadi melalui penjualan.

Lewat tahapan penjualan ini, produk berhasil sampai kepada konsumen, siap untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Pembelian

Setiap kegiatan penjualan selalu melibatkan transaksi pembelian, yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia perdagangan. Jika penjualan dilakukan oleh produsen, maka pembelian akan dilakukan oleh konsumen yang memerlukan produk tersebut untuk kebutuhan atau keinginannya.

4. Penyimpanan

Sebelum sampai ke tangan konsumen, umumnya produk-produk akan disimpan terlebih dahulu di gudang. Praktik ini dilakukan untuk memastikan produk tetap terjaga keamanan dan integritasnya hingga saat diambil oleh konsumen.

5. Pembakuan Standar Kualitas Barang

Setiap konsumen tentu mengharapkan produk yang akan dibelinya memiliki standar kualitas yang jelas, termasuk jenis dan ukuran produknya.

Oleh karena itu, standarisasi dalam hal jenis, ukuran, dan kualitas barang yang akan diperdagangkan menjadi penting. Standarisasi dilakukan agar produk yang akan didistribusikan sesuai dengan ekspektasi konsumen.

6. Penanggung Risiko

Seringkali, produk dalam penyaluran bisa mengalami kerusakan atau kerusakan, yang menjadi risiko yang harus diatasi oleh distributor. Namun, saat ini ada lembaga asuransi yang dapat membantu menanggung risiko tersebut.

Faktor Pengaruh Kegiatan Distribusi

Berikut ini beberapa elemen yang memiliki dampak signifikan terhadap jalannya kegiatan pengiriman:

1. Faktor Pasar

Dalam konteks pasar, saluran distribusi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola pembelian konsumen seperti jumlah, lokasi geografis, volume pesanan, dan kebiasaan pembelian produk tertentu.

2. Faktor Barang

Dalam konteks barang, kamu perlu mempertimbangkan berbagai aspek terkait produk, seperti nilai unitnya, dimensi dan bobotnya, tingkat kerusakan potensial, standar kualitas, dan juga proses pengemasan.

3. Faktor Perusahaan

Dalam aspek ketiga ini, yaitu faktor perusahaan, terdapat berbagai pertimbangan terkait dengan sumber pendanaan, pengalaman dan keahlian manajemen, pengawasan, dan pelayanan yang disediakan.

4. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian

Dalam faktor terakhir, yaitu kebiasaan pembelian, kamu perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti manfaat dari perantara, sikap perantara terhadap kebijakan produsen, volume penjualan, hingga biaya pengiriman barang.

Strategi Distribusi

Menurut Oentoro, untuk memperoleh keuntungan maksimal, diperlukan strategi yang sesuai agar produk bisa mencapai konsumen dengan efektif. Terdapat beberapa metode atau strategi yang dapat memastikan produk tersalurkan dengan baik, yaitu:

1. Strategi Intensif

Dalam strategi ini, produk akan didistribusikan melalui pengecer (retailer) dan beberapa distributor yang tersebar di berbagai lokasi. Metode ini sangat sesuai digunakan untuk produk-produk konsumsi sehari-hari seperti sembako, sabun, rokok, dan sejenisnya.

2. Strategi Selektif

Dalam strategi ini, produk akan didistribusikan ke wilayah pemasaran tertentu melalui beberapa entitas yang dipilih secara cermat. Hal ini memunculkan dinamika persaingan antara distributor dan pengecer dalam upaya menarik perhatian konsumen dengan pendekatan yang berbeda-beda.

Metode ini efektif terutama untuk produk-produk seperti perangkat elektronik, sepeda, pakaian, dan berbagai jenis barang lainnya.

3. Strategi Eksklusif

Dalam pendekatan ini, distributor atau pengecer diberi hak istimewa atas produk yang akan dijualnya. Strategi ini umumnya diterapkan pada produk berkualitas tinggi dan berharga tinggi, seperti showroom mobil, factory outlet, dan sebagainya.

Konflik Saluran Distribusi

Segala aktivitas bisnis sering kali menghadapi konflik, termasuk dalam distribusi. Bruce J.Walker mencatat beberapa konflik umum dalam saluran pengiriman:

1. Konflik Horizontal

Dalam pertikaian horizontal, biasanya terjadi di antara perantara pada tingkat distribusi yang sama. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan pedagang perantara yang cenderung memperbanyak jenis produk yang mereka sediakan.

Sebagai contoh, di era saat ini, supermarket mulai menambahkan produk kecantikan dan obat-obatan dalam jajaran produknya, yang kemudian membuat pengecer lain merasa bersaing secara langsung.

2. Konflik Vertikal

Pada konflik vertikal, umumnya terjadi gesekan antara produsen dengan pedagang besar, dan dapat juga terjadi antara produsen dengan pengecer (retail). Konflik semacam ini sering melibatkan perbedaan kepentingan terkait harga, distribusi, dan kontrol atas produk.

Produsen dengan Pedagang Besar

Perselisihan antara produsen dan pedagang besar bisa berasal dari berbagai aspek, termasuk perbedaan pandangan antara keduanya.

Sebagai contoh, dari perspektif seorang pedagang besar, mereka mungkin merasa bahwa mereka hanya diberi kesempatan terbatas pada tahap awal, yang dapat menyebabkan kerugian bagi mereka.

Namun, dari sudut pandang produsen, pedagang besar mungkin dianggap kurang efektif dalam mempromosikan produk, menyebabkan kerugian bagi produsen. Akibatnya, produsen mungkin memilih untuk menggunakan tim penjual internal untuk menjual produk mereka.

Produsen dengan Pengecer

Konflik semacam ini sering muncul ketika kedua belah pihak memiliki kepentingan yang saling bertentangan dan berupaya untuk mendistribusikan produk mereka kepada konsumen akhir.


Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.

Promo garansi Shopee
Yosua Herbi
Herbi adalah seorang Web Developer asal Jawa Tengah lulusan D-3 Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman dan kecintaan di bidang geopolitik, keuangan, pemrograman, digital marketing, dan sosial.
Logo SemutAspal