Maju teknologi melalui internet membuka peluang bisnis baru, termasuk pertumbuhan e-commerce yang menonjol. E-commerce, sebagai teknologi canggih, menjadi pendorong utama kemajuan bisnis digital di Indonesia. Kamu pasti familiar dengannya, terutama jika suka berbelanja online.
Meskipun sering dianggap sebagai tempat jual-beli produk secara online, konsep toko online jauh lebih luas. Artikel ini akan menjelaskan berbagai aspeknya, termasuk pengertian, jenis, contoh, manfaat, dan perkembangannya di Indonesia.
Apa Itu E-Commerce?
Electronic commerce atau e-commerce adalah sistem transaksi jual beli yang berlangsung secara online melalui platform elektronik. Menurut Laudon & Laudon, e-commerce melibatkan transaksi antara bisnis dengan bisnis melalui internet.
Di ranah perdagangan, e-dagang menghadirkan transformasi signifikan. Proses jual beli tidak lagi terpaku pada interaksi langsung seperti pada toko konvensional. Penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi secara virtual.
Saat ini, e-dagang telah berkembang pesat dan menjadi lebih terjangkau melalui internet. Namun, seringkali terjadi pembingkaian antara e-commerce dan marketplace. Faktanya, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Marketplace, seperti Shopee dan Tokopedia, merupakan platform yang menghubungkan penjual dan pembeli secara online, sedangkan e-commerce melibatkan proses jual beli secara keseluruhan.
Selain itu, e-dagang juga dapat berwujud dalam bentuk toko online yang dimiliki oleh brand, perusahaan, atau bahkan bisnis rumahan.
Pertumbuhan di Indonesia
E-dagang di Indonesia mengalami peningkatan signifikan setelah pandemi. Pada awal 2020, transaksi online melonjak sekitar 33%, mencapai angka fantastis dari 253 triliun rupiah menjadi 337 triliun rupiah.
Laporan dari Google, Bain, dan Temasek mengungkap peningkatan durasi akses e-dagang dari 37 jam menjadi 47 jam per hari pada Oktober 2020. Proyeksi menunjukkan pertumbuhan transaksi e-dagang akan terus meningkat, didorong oleh dukungan pemerintah terhadap teknologi dan digital banking.
Faktor-faktor seperti peningkatan jumlah penduduk, penggunaan smartphone yang meluas, penetrasi internet dan media sosial yang besar, serta perkembangan fintech, semakin mendorong pertumbuhan e-commerce.
Dengan potensi yang cerah ini, e-dagang menawarkan sejumlah keuntungan yang menarik. Temukan lebih lanjut dalam ulasan berikut.
Manfaat E-Commerce
Berikut ini adalah sejumlah keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan memanfaatkan e-commerce, yang tengah berkembang pesat di Indonesia.
1. Biaya Rendah
Mendirikan toko online mengurangi biaya operasional dibandingkan toko fisik. Kamu tak perlu memikirkan biaya sewa gedung, gaji karyawan, atau tagihan listrik. Dalam e-commerce, menggunakan API dari open banking juga mengurangi biaya untuk pembayaran host ke host.
Bagi yang berjualan di platform marketplace, tidak diperlukan biaya pembuatan sistem pembayaran. Bagi penyelenggara e-dagang, integrasi dengan penyedia payment gateway adalah krusial untuk memfasilitasi transaksi online.
2. Jangkauan Luas
Berbeda dengan toko fisik yang terbatas pada audiens lokal, e-commerce memiliki jangkauan yang luas. Kamu bisa menjual kepada pembeli dari berbagai belahan dunia, meningkatkan peluang penjualan secara signifikan. Dan bagi pembeli, kemudahan mendapatkan produk yang diinginkan semakin besar.
3. Bisa Buka 24 Jam
Meskipun toko konvensional dapat beroperasi sepanjang waktu, biaya operasionalnya lebih tinggi. Dengan toko online, kamu dapat membuka toko selama 24 jam tanpa tambahan biaya, serta memberikan akses kepada pembeli kapan saja.
4. Transaksi Lebih Mudah
Saat ini, terdapat beragam metode pengiriman barang dan pembayaran yang semakin bertambah dan dilakukan secara real-time. Dengan tersedianya berbagai pilihan pembayaran elektronik, proses transaksi di dunia e-dagang menjadi lebih lancar dan praktis bagi kamu.
5. Tidak Perlu Stok Barang
Di dunia e-commerce, kamu bisa menjadi seorang dropshipper. Seorang dropshipper berperan sebagai penghubung antara penjual dan pembeli. Tugasnya adalah memasarkan produk tanpa perlu menyimpan stok barang.
Ketika ada pesanan, kamu hanya perlu meneruskannya kepada penjual, yang akan mengirimkan produk kepada pembeli.
6. Mengetahui Behavior Pelanggan
Dalam mengelola bisnis, penting bagi kamu untuk memahami kebiasaan konsumen. Di era digital, kamu dapat memanfaatkan berbagai alat untuk menganalisis perilaku pelanggan dan data lainnya. Salah satu alat analitik yang komprehensif dan dapat diintegrasikan dengan e-commerce adalah Google Analytics.
Jenis-Jenis E-Commerce
Perdagangan daring tidak hanya melibatkan interaksi antara penjual dan pembeli. Terdapat beragam jenis e-commerce yang perlu kamu ketahui.
1. Business to Business (B2B)
Salah satu jenis e-commerce yang melibatkan penjualan jasa atau produk dari satu perusahaan ke perusahaan lain dikenal sebagai model B2B. Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli perlengkapan kantor langsung dari produsen.
Beberapa platform e-commerce yang mengusung model B2B antara lain Ralali, Mbiz, dan Electronic City. Dengan demikian, mereka memfasilitasi transaksi antara bisnis demi keperluan operasional mereka.
2. Business to Public Administration (B2A)
Model e-commerce ini menyerupai B2B, namun dilakukan oleh entitas pemerintah dan bisnis. Sebagai contoh, dalam B2A e-commerce, layanan pembuatan website untuk manajemen perkotaan dipertimbangkan.
Contoh konkretnya adalah Qlue, yang menyediakan perangkat lunak untuk pemerintah dan perusahaan, serta Accela yang menyediakan layanan administrasi publik berbasis perangkat lunak sebagai bantuan bagi pemerintah.
3. Business to Consumer (B2C)
Model e-commerce ini menyerupai B2B, tetapi melibatkan pemerintah dan bisnis. B2A e-commerce, misalnya, adalah pembuatan website untuk manajemen perkotaan. Pada jenis ini, perusahaan menjual langsung kepada pelanggan, seperti pengecer dalam e-commerce B2C.
Contohnya adalah saat kamu membeli buah dari toko online untuk kebutuhan rumah tangga. Beberapa marketplace seperti Blibli, Lazada, dan Gramedia masuk ke dalam kategori e-commerce B2C.
4. Consumer to Business (C2B)
Berbeda dengan transaksi B2C, e-commerce dengan model C2B melibatkan individu atau pelaku bisnis kecil yang menawarkan produk atau jasa kepada perusahaan. Sebagai contoh, seorang desainer grafis menawarkan layanan pembuatan logo kepada perusahaan retail dan lainnya.
Platform seperti Freelancer, Upwork, dan iStock adalah contoh nyata dari e-commerce di Indonesia dengan model C2B. Di sini, kamu sebagai individu bisa menawarkan keterampilan atau produkmu kepada perusahaan yang membutuhkan.
5. Consumer to Public Administration (C2A)
E-commerce jenis C2A mirip dengan C2B, namun transaksinya dilakukan antara individu dan pemerintah. Model perdagangan elektronik ini kurang umum di Indonesia, seringkali berfokus pada layanan. Kamu akan jarang menemukan model ini di pasar elektronik Indonesia.
6. Consumer to Consumer (C2C)
Dalam model e-commerce C2C, kamu bertransaksi secara online dengan individu lain. Sebagai contoh, kamu bisa menjual barang bekasmu kepada pembeli melalui platform-platform seperti Tokopedia, OLX, Kaskus, atau Shopee. Ada banyak lagi platform serupa yang tersedia.
Sistem Pembayaran
Pesatnya perkembangan digitalisasi juga memengaruhi sistem pembayaran di Indonesia. Transaksi digital kini telah mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satunya adalah dampak dari kebijakan BSPI 2025 yang dirilis oleh Bank Indonesia.
BSPI 2025, singkatan dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, merupakan panduan strategis bagi industri pembayaran dalam menghadapi era ekonomi dan keuangan digital.
Dokumen ini mencakup 5 visi utama yang dikelola oleh kelompok-kelompok tertentu, termasuk Open Banking, Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, serta Reformasi Regulasi, Perizinan, dan Pengawasan.
Langkah-langkah ini mencerminkan dorongan pemerintah terhadap pembayaran digital.
1. Direct Debit
Kartu debit adalah kartu elektronik yang dikeluarkan oleh bank untuk pemilik rekening tabungan atau giro guna melakukan beragam transaksi perbankan.
Umumnya, kartu ini digunakan secara langsung di tempat-tempat pembayaran melalui mesin EDC atau di ATM. Dengan kartu debit, kamu bisa melakukan transaksi secara mudah dan aman di berbagai lokasi.
2. Virtual Account
Virtual account adalah sebuah akun rekening bank yang berbentuk virtual, biasanya terdiri dari serangkaian nomor identifikasi yang digunakan saat melakukan pembayaran. Setiap transaksi akan memiliki nomor identifikasi yang unik.
Dengan virtual account, kamu dapat melakukan pembayaran dengan mudah dan aman tanpa harus memiliki rekening fisik.
3. Dompet Digital
E-money dan e-wallet, yang dikenal sebagai dompet digital, adalah media pembayaran nontunai yang paling diminati saat ini. Kemudahannya memungkinkan kamu untuk melakukan transaksi di berbagai tempat, mulai dari tol, pom bensin, pusat perbelanjaan, hingga beberapa merchant yang menerimanya.
4. QRIS
Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) adalah teknologi yang menggabungkan berbagai jenis QR code dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). QR code memfasilitasi transaksi non-tunai tidak hanya di platform online, tetapi juga di toko konvensional.
Dalam QRIS MPM Statis, merchant menampilkan kode QR untuk pelanggan, yang kemudian secara aktif memindai kode tersebut dan memasukkan jumlah transaksi.
Sementara dalam QRIS MPM Dinamis, kode QR dihasilkan oleh perangkat seperti EDC milik merchant, sudah berisi jumlah transaksi, dan hanya berlaku untuk satu transaksi saja.
Penutup
Ketersediaan beragam sistem pembayaran tersebut turut memberikan dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce di Indonesia, memberikan banyak opsi pembayaran dan mempermudah proses transaksi bagi kamu.
Dengan demikian, e-commerce menjadi terobosan digital dalam sektor ritel yang memberikan beragam keuntungan bagi masyarakat Indonesia. Pertumbuhan e-commerce di Indonesia juga menunjukkan tren positif dengan peningkatan yang signifikan.
Baca juga artikel terkait lainnya di SemutAspal:
Dapatkan berita terbaru! Ikuti kami di Google News dan dapatkan kabar terupdate langsung di genggaman.